Tuesday, March 11, 2014

Oknum Sabhara Polda Kalteng Diduga Pukul Wartawan

KEKERASAN terhadap jurnalis terjadi di Kota Palangka Raya. Korbannya wartawan Surat Kabar Harian (SKH) Palangka Post, Prasojo Eko A. Menurut keterangan korban, peristiwa pemukulan bermula ketika ia bersama tiga rekannya, Maruli (wartawan Palangka Express), Ade (RCTI), dan Sastriono (Kalteng Pos) meluncur dari arah Bundaran Kecil menuju Jalan Diponegoro, Ming­gu (9/3) sekitar pukul 01.00 WIB.

Memasuki Jalan Diponegoro, para wartawan yang bertugas di bagian kriminal itu melihat ada keributan. Setelah mendekat, mereka melihat ada tujuh anggota kepolisian berbaju preman berada di tengah kejadian.

Tujuh polisi itu diketahui bernama Agung, Adi, Jeriko, Yahya, Frazeny A’anggarna (Angga), Roy, dan Affuru. Semuanya dari Satuan Sabhara Polda Kalteng berpangkat bripda. Saat itu, ketujuh anggota ter­sebut tidak mengenakan pakaian seragam atau hanya baju preman.



JALANI PEMERIKSAAN: Bripda Frazeny A’anggarna (kanan) bersama seorang rekannya menjalani pemeriksaan di Bidang Pelayanan dan Pengaduan Masyarakat Bid Propam Kepolisian Kalimantan Tengah, Minggu (9/3). A’anggarna dan rekannya diduga terlibat dalam kasus pemukulan war­ta­wan Surat Kabar Hari­an Palangka Post, Pra­so­­jo Eko A.

Salah ditanya wartawan, salah seorang polisi menjawab bahwa mereka sedang melakukan operasi pembubaran balapan liar. Karena dianggap momen penting dan bagus untuk pemberitaan, Eko mengeluarkan kamera, lalu mengambil gambar. Namun, entah mengapa tindakan Eko justru membuat sejumlah polisi itu naik pitam. Seorang di antara mereka yakni Angga mendatangi Eko sembari bertanya, “Kenapa difoto?”

Pertanyaan itu lantas membuat keempat wartawan itu bertanyatanya. Sebab, biasanya polisi senang bila kegiatan positif mereka dipublikasi. “Nah, kemudian ada anggota yang lain mengatakan kalau saya wartawan. Namun dia (Angga) nyeletuk, “saya tidak takut dengan wartawan”. Lalu menarik lengan baju saya,” ujar Eko saat berada di kantor Pelayanan dan Pengaduan Masyarakat Bid Propam Polda Kalteng.

Tidak hanya menarik lengan baju, Angga juga hendak merebut kamera Eko dan meminta menghampus hasil jepretan. Saat itulah tiba-tiba dari arah belakang, sebuah bogeman mendarat di kepala Eko. “Saya lalu menengok ke belakang. Namun sudah banyak anggota yang mengerumuni saya,” ucap Eko.

Angga kemudian menarik Eko ke tepi jalan. Namun korban berhasil melepaskan diri dan bergegas menuju motornya untuk kemudian meninggalkan lokasi kejadian. Dini hari itu juga Eko melapor ke Bid Propam Polda Kalteng.

Tindak sesuai hukum
Wakil Ketua PWI Kalteng Bidang Pembelaan Wartawan Sadagori H Binti mengaku, kecewa atas ulah oknum polisi tersebut. Apalagi, selama ini hubungan insan pers dengan Polri cukup harmonis. “Kita sangat kecewa sekali. Selama ini hubungan kita dengan polisi baik namun dirusak oleh oknum tersebut. Apa yang dikatakan Eko sudah benar. Karena saat kejadian dia sedang melakukan peliputan,” ujar pria yang akrab disapa Ririn itu.

Dia juga minta pihak Propam proaktif menindaklanjuti kasus ini sesuai hukum yang berlaku. Terlebih, para oknum diduga di bawah pengaruh minuman beralkohol.

Kasubbad Pelayanan dan Pengaduan Masyarakat Bid Propam Polda Kalteng AKP Wahono mengaku, telah menerima laporan korban. Selanjutnya mereka akan melakukan langkah penyelidikan internal. (BY) 

Sumber: Borneonews


EmoticonEmoticon

Popular Post