Tuesday, November 6, 2012

Usman, Pejantan Tangguh...

"Rela naik turun bukit yang penting dapur rumah tetap mengepul"
 

JARUM jam sudah berdempetan menunjuk pukul 12.00 tepat tengah hari. Namun mendung tebal dan semilir angin begitu dingin menerpa perbukitan Desa Karabu, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kobar. Mobil kami tak mampu lagi menembus jalan itu. Sebuah pohon besar tumbang dan melintangi jalan kami.

Seorang lelaki tampak duduk termenung di pohon melintang itu. Peluhnya bercucuran. Di hadapannya nampak berbagai jenis sayur, tahu, tempe dan buah-buahan berhamburan di jalan. Sedangkan sepeda motor dan gerobak terpental tidak jauh dari tempat itu. Tak lama kemudian seorang pengendara sepeda motor ikut membantu menolong lelaki itu. Obrolan mereka tampak begitu akrab. Saya pun ikut membantu dan mengambil beberapa bungkus tahu dan tape singkong untuk mengganjal perut yang keroncongan.


Lelaki itu bernama Usman, satu-satunya pedagang sayur keliling yang berjaja sampai Desa Gandis dan Kerabu. Usman berasal dari Desa Satu Tran PIR, Kecamatan Pangkalan Banteng. Ia mengaku telah lama menekuni pekerjaan ini. "Dapur orang desa sini tergantung sama saya, sekarang berdua adik saya juga jualan sampai disini,"katanya dengan nada bercanda.

Setiap pagi sebelum shubuh, Usman berangkat ke Pasar Natai Kerbau untuk kulakan. Setelah itu, ia langsung naik ke ujung Aruta. Seharian ia berkeliling dari kampung ke kampung. Usman mengaku biasa sampai rumah pukul 20.00 WIB. Penghasilan bersih yang didapat cukup lumayan Rp200-300 ribu per hari.

Medan yang dilalui cukup berat. Penuh tanjakan dan turunan tajam, ditambah kondisi jalan tanah yang sangat licin pada waktu hujan. Meski begitu, hal itu tidak menyurutkan semangatnya berjualan. "Saya hujan pun tetap naik berjualan. Bagaimana lagi? dapur saya dan dapur warga tergantung pada saya,"katanya sambil tertawa. 


EmoticonEmoticon