BADAN Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Pariwisata (LSP) Pariwisata menggelar uji kompetensi bagi pelaku pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Barat. Peserta uji kompetensi difokuskan pada tenaga kerja di bidang pariwisata khususnya anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Kabupaten Kobar.
"Uji kompetensi ini dilaksanakan sesuai amanat undang-undang. Sertifikasinya dari BNSP lembaga yang langsung di bawah Presiden,"kata Direktur LSP Pariwisata Imam Hudaya di sela-sela kegiatan uji kompetensi di Aula Hotel Avilla Pangkalan Bun, Senin (5/11).
Ia melanjutkan sertifikasi bagi tenaga kerja pariwisata dilakukan berdasarkan amanat Undang-undang. Hal ini diatur dalam UU No 10 tahun 2010 yang diturunkan dalam PP No 52 tahun 2012 yang menyebutkan bahwa semua tenaga kerja bidang pariwisata wajib mengantongi sertifikat kompetensi. Pemegang sertifikat ini akan diakui kompetensinya baik secara nasional maupun internasional.
Selain meningkatkan kapasitas pelaku, lanjut dia, sertifikasi ini akan berpengaruh besar pada industri pariwisata Indonesia ke depan. Pasalnya, pelaku pariwisata di Asia Tenggara telah menyepakati ASEAN free movement of labour sebagai bagian dari free flow development of ASEAN Tourism. Artinya, tenaga kerja pariwisata di Filipina atau Thailand bisa bekerja menjadi pemandu wisata atau front office hotel di Indonesia asal mempunyai sertifikasi kompetensi. Sehingga, apabila tidak diantisipasi, pelaku pariwisata di Indonesia bisa kalah bersaing. "Uji kompetensi dilaksanakan selama tiga hari mulai kemarin (minggu) dengan target peserta sebanyak 70 orang sampai akhir kegiatan."
Ditemui di tempat yang sama, Ketua DPC HPI Kobar Yomie Kamale mengharapkan semua anggotanya bisa mendapatkan sertifikasi profesi guide. Sehingga pada saat diberlakukan pasar bebas bagi industri pariwisata, pemandu Kobar bisa tetap bersaing. "Sertifikasi ini juga membuat kita pede di depan wisatawan karena kita sudah diakui berkompeten di bidang ini."
Ketua ASITA Kobar Thomas Sari Wuwur mengungkapkan dirinya merupakan satu-satunya anggota ASITA yang sudah memegang sertifikat. Tidak hanya itu, masih banyak biro perjalanan wisata yang belum bergabung di ASITA. "Saya harap bagi yang belum bergabung segera bergabung sehingga kita lebih kuat menghadapi persaingan pada tahun 2015 mendatang."
"Uji kompetensi ini dilaksanakan sesuai amanat undang-undang. Sertifikasinya dari BNSP lembaga yang langsung di bawah Presiden,"kata Direktur LSP Pariwisata Imam Hudaya di sela-sela kegiatan uji kompetensi di Aula Hotel Avilla Pangkalan Bun, Senin (5/11).
Ia melanjutkan sertifikasi bagi tenaga kerja pariwisata dilakukan berdasarkan amanat Undang-undang. Hal ini diatur dalam UU No 10 tahun 2010 yang diturunkan dalam PP No 52 tahun 2012 yang menyebutkan bahwa semua tenaga kerja bidang pariwisata wajib mengantongi sertifikat kompetensi. Pemegang sertifikat ini akan diakui kompetensinya baik secara nasional maupun internasional.
Selain meningkatkan kapasitas pelaku, lanjut dia, sertifikasi ini akan berpengaruh besar pada industri pariwisata Indonesia ke depan. Pasalnya, pelaku pariwisata di Asia Tenggara telah menyepakati ASEAN free movement of labour sebagai bagian dari free flow development of ASEAN Tourism. Artinya, tenaga kerja pariwisata di Filipina atau Thailand bisa bekerja menjadi pemandu wisata atau front office hotel di Indonesia asal mempunyai sertifikasi kompetensi. Sehingga, apabila tidak diantisipasi, pelaku pariwisata di Indonesia bisa kalah bersaing. "Uji kompetensi dilaksanakan selama tiga hari mulai kemarin (minggu) dengan target peserta sebanyak 70 orang sampai akhir kegiatan."
Ditemui di tempat yang sama, Ketua DPC HPI Kobar Yomie Kamale mengharapkan semua anggotanya bisa mendapatkan sertifikasi profesi guide. Sehingga pada saat diberlakukan pasar bebas bagi industri pariwisata, pemandu Kobar bisa tetap bersaing. "Sertifikasi ini juga membuat kita pede di depan wisatawan karena kita sudah diakui berkompeten di bidang ini."
Ketua ASITA Kobar Thomas Sari Wuwur mengungkapkan dirinya merupakan satu-satunya anggota ASITA yang sudah memegang sertifikat. Tidak hanya itu, masih banyak biro perjalanan wisata yang belum bergabung di ASITA. "Saya harap bagi yang belum bergabung segera bergabung sehingga kita lebih kuat menghadapi persaingan pada tahun 2015 mendatang."
EmoticonEmoticon