Monday, October 22, 2012

KAMMI Tuntut Pemenuhan Pasokan Listrik di Kalteng

PENGURUS Daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Tengah melalui komisariat Universitas Antakusuma (Untama) Pangkalan Bun mendesak pemenuhan pasokan energi listrik bagi masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Pasalnya, saat ini masyarakat Kalteng masih bergantung pasokan listrik dari pembangkit listrik di Kalimantan Selatan (Kalsel). Sedangkan pembangunan PLTU Asam-asam di Kalsel ternyata tidak mampu menjawab krisis energi listrik di Kalselteng. Hal itu diungkapkan Sisca Luciana melalui ponselnya, kemarin. "Sangat tidak sepadan dengan produksi bahan baku yang dihasilkannya. Bahkan, akibat terus molornya tambahan pasokan daya listrik, byar pet pun kian tak terkendali, sudah tidak kenal tempat dan waktu."

Ia melanjutkan pemerintah pusat seolah tutup mata dengan adanya ketidakadilan dan tidak optimalnya pasokan energi listrik bagi masyarakat Kalselteng. Parahnya, hal ini kontrakdiktif dengan kondisi di Pulau Jawa dan Bali, terutama di Ibukota Jakarta yang terang benderang.

Sebagai daerah penghasil batubara terbesar, lanjut dia, nasib daerah Kalselteng sungguh ironis dan mengenaskan. Sebab  eksploitasi batu bara yang menghabiskan isi perut bumi Kalimantan terus terjadi. Namun hal itu tidak mampu menanggulangi krisis pasokan energi listrik di daerahnya sendiri.

Siska menegaskan KAMMI menuntut beberapa hal antara lain pemerintah harus segera memenuhi pasokan energi listrik rakyat Kalteng secepatnya, mendesak pendirian Pembangkit Listrik Independen (PLI) di Kalteng dengan pengawasan ketat terhadap penggunaan dana pembangunannya dan melakukan boikot suplai batubara jika byar pet masih sering terjadi. "BPK harus melakukan audit investigasi pembangunan PLTU Asam-asam dan KPK harus proaktif menyelidiki kasus ini."

Ditemui terpisah, Kepala Desa Sabuai Timur Ahmadi mengatakan warga sangat mengharapkan aliran listrik menerangi desanya. Padahal Desa Sabuai Timur dan Sabuai merupakan basis para pejuang ketika pergolakan merebut kemerdekaan. Ironisnya, setelah 67 tahun merdeka, kedua desa masih gelap gulita. "Kabarnya listrik masuk tahun ini, tapi belum ada tanda-tanda pemasangan tiang atau kabel. Jadi belum jelas sampai sekarang."


EmoticonEmoticon