Monday, September 24, 2012

Traffic Light Tenaga Surya Rentan Rusak

LAMPU pengatur lalu lintas (traffic light) yang menggunakan sumber energi panel surya (solar cell) lebih rentan rusak ketimbang traffic light biasa yang disuplai tenaga listrik PLN.

"Lampu merah yang pakai tenaga surya mudah rusak dan sulit diperbaiki karena kita tidak punya teknisinya,"kata Majerum, Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kepada Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Jumat (21/9).

Ia melanjutkan
traffic light tenaga surya menggunakan sistem sinyal dengan frekuensi tertentu yang mengatur nyala lampu secara otomatis. Selain itu, lampu ini jg lebih hemat karena memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi.

Meski begitu, lanjut dia, traffic light tenaga surya mempunyai kelemahan yakni rentan mengalami kerusakan. Baterai yang berfungsi menyimpan daya hanya mampu bertahan paling lama dua tahun. Selain itu, sinyal pengatur lampu bisa terganggu oleh penggunaan sinyal radio di sekitarnya seperti handy talky, ponsel, internet wi-fi dan lain-lain. "Gangguan bisa dalam bentuk nyala lampu yang tidak teratur seperti di simpang tiga depan SMP 1 (Arsel). Kami sudah perbaiki dan beberapa direhab total dari solar cell menjadi listrik biasa."

Sebelumnya,
traffic light di simpang empat Jalan Sutan Syahrir-Hasanudin mengalami kerusakan pada bagian modul. Kerusakan tersebut sempat menimbulkan kecelakaan yang melibatkan sebuah mobil kijang krista dengan sepeda motor suprafit. Perbaikan <>traffic light<> tersebut memerlukan waktu yang cukup lama karena harus menunggu teknisi dari Jakarta. 


EmoticonEmoticon

Popular Post