Thursday, September 27, 2012

Pelaku Pariwisata Kobar Dilatih Penjualan Paket Wisata Online

PULUHAN pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dilatih untuk melakukan penjualan paket wisata secara online. Pasalnya, pelaku usaha pariwisata di Kobar rata-rata masih menggunakan cara-cara konvensional untuk menawarkan paket perjalanan kepada wisatawan.

"Saat ini sudah era digital, turis banyak mencari informasi melalui internet. Apabila pelaku usaha kita masih tradisional pasti akan ketinggalan,"kata Kasubdit Komunikasi Media Elektronik dan Digital, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ratna Suranti kepada sejumlah wartawan seusai membuka pelatihan di Ruang Mahakam Hotel Swiss Bellin Pangkalan Bun, Kamis (27/9).

Promosi Online--Kasubdit Komunikasi Media Elektronik dan Digital, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ratna Suranti didampingi Managing Director Go Indonesia Yusuf Ijsseldijk sedang memberikan materi cara menjual paket wisata secara online di hadapan puluhan pelaku usaha pariwisata di Kobar 

Ia melanjutkan saat ini banyak obyek wisata di Indonesia yang telah menjadi komoditas bagi para pelaku bisnis pariwisata internasional. Hal ini tidak bisa dibiarkan karena uang yang ditransaksikan akan banyak lari keluar negeri. Para pelaku bisnis pariwisata yang menjual paket secara online telah meraup keuntungan cukup besar. "Kita persiapkan supaya para pelaku usaha pariwisata di Tanjung Puting bisa mulai melakukan penjualan paket wisata dan transaksi secara online."

Menurut Managing Director Go Indonesia Yusuf Ijsseldijk, beberapa pengusaha pariwisata di Kobar  telah menggunakan internet. Namun hal itu masih sebatas mengirim email dan chatting dengan klien. Ada yang sudah mencoba membuat website namun sifatnya masih statis dan minim informasi.

Warga Negara Belanda yang lama menjalankan bisnis pariwisata secara online ini mengaku heran karena pengusaha pariwisata di Kobar tidak pernah mencantumkan harga paket di website mereka. "Kalau kita memasuki sebuah toko dan terdapat barang yang dilabeli harga dan tidak dilabeli harga, orang cenderung memilih yang sudah dilabeli harga."

Direktur PT. Borneo Indonesia Hijau Travel Ahmad Yani mengungkapkan pengusaha pariwisata di Pangkalan Bun tidak mencantumkan harga karena belum ada standar harga yang jelas. "Apabila kita pasang harga maka kompetitor kita bisa merebut klien kita dengan menawarkan harga yang lebih rendah. Jadi kita boleh menjual paket setinggi-tingginya tetapi ada ambang batas paling bawah,"tukas dia.


EmoticonEmoticon