Wednesday, August 19, 2009

Tutorial Shalat Yang Paling Berkesan Bagi Saya

KETIKA artikel ini ditulis, baru saja dilaksanakan pengajian menyambut Ramadhan, di desa tempat tinggal saya. Pedalaman yang teramat terpencil sehingga susah untuk mencari mubaligh yang mumpuni. Pada akhirnya, pengajian ini diisi oleh seorang Kyai yang belum tua antara 25-30 tahun. Nampak sekali dia dilahirkan dan dibesarkan di daerah yang lekat dengan budaya NU membuat pengajian terasa lebih santai namun meresap jauh sampai ke palung hati terdalam bagi saya. Tema yang dijelaskan berkutat dengan puasa dan bulan suci Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi.

Satu hal yang berkesan (menurut banyak orang yang hadir) pada saat beliau menerangkan mengenai Shalat. Keutamaan shalat berjamaah dan bagaimana cara menjalankan shalat dengan benar versi dia. Uniknya, dia menerangkan dengan gamblang dengan contoh nyata, samasekali tidak ada dalil yang susah-susah. Meskipun diselingi humor yang mengocok perut. Namun menurut beberapa jamaah yang ditemui setelah pengajian, mereka amat terkesan mengenai apa yang dia terangkan. Saya akan mengurai beberapa yang saya ingat antara lain:

Keutamaan Shalat 

Shalat merupakan amalan yang utama. Shalat adalah kepala dari semua amalan kita. Saking pentingnya amalan ini, Allah SWT memberikan wahyu langsung kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara Malaikat Jibril. Nah, Shalat sebagai Kepala dari semua amalan maksudnya baik buruknya semua amalan tergantung dari Shalatnya. Jika orang tidak shalat maka secara otomatis amalan yang lain akan terpengaruh. Beliau mengambil contoh yang mudah. Jika ada tamu yang datang ke rumah kita, dia tidak punya tangan atau tidak punya kaki masih bisa disebut manusia meskipun cacat. Tapi jika ada orang datang mengetuk rumah kita, dan pas kita buka pintu dia tidak mempunyai kepala tentu saja kita akan kaget dan lari karena sudah pasti dia bukan manusia. Jadi seperti itu juga Shalat, meskipun kita membawa amalan yang banyak namun tidak membawa amalan shalat tentu saja seperti tamu tanpa kepala tadi. Tidak bisa disebut manusia, alias tidak bisa disebut seorang muslim sejati.


Kemudian kata beliau lagi, shalat itu seperti angka Satu dan amalan lainnya seperti angka Nol di belakangnya. Meskipun Nol berjejer sampai selawe (dua puluh lima) tapi tanpa angka Satu di depannya makan nilainya tetap Nol. Sebaliknya setiap angka Nol akan mempunyai nilai dan makna jika ada angka satu di depannya. Misal ada satu angka nol dan di depannya angka satu maka bisa dikatakan nilainya sepuluh, jika ada dua angka nol dan di depannya angka satu maka bisa dikatakan nilainya seratus, dst. Tapi jika angka nol berjejer sampai selawe (dua puluh lima) tapi tidak ada angka satu di depannya maka tidak bisa dikatakan nilainya selain tetap Nol tapi berjejer banyak. Nah, demikian juga shalat. Meskipun membawa amalan sak thekruk (pokoknya banyak lah) ada sedekah, puasa, dzikir, haji sekalian tapi tanpa membawa amalan shalat ya seperti Nol yang berjejer selawe.

Keutamaan Shalat Berjamaah

Bagi muslim wajib hukumnya shalat berjamaah di masjid. Bagi orang yang baligh hampir semua tahu bahwa pahala shalat berjamaah dua puluh tujuh kali lipat daripada shalat sendirian. Kyai ini tadi menanyakan kepada para jamaah yang hadir (rata-rata petani). Jika mereka panen pisang satu tandan dihargai seribu rupiah disini sedangkan di kota dua puluh tujuh ribu, mereka pilih mana? Sudah pasti rela jauh-jauh ke kota untuk membawa pisang tersebut. Sama seperti shalat, karena kita tidak tahu dan lebih parah lagi tidak yakin bahwa shalat berjamaah pahalanya dua puluh tujuh kali lipat. Jika kita tahu dan yakin sudah otomatis kita akan shalat berjamaah setiap waktu shalat.

Cara Menjalankan Shalat Dengan Benar

Shalat yang benar itu menurut beliau adalah jika seorang muslim sudah mampu membawa sifat-sifat shalat keluar shalat (kehidupan sehari-hari). Beliau mengambil contoh antara lain:

Jika di dalam sholat ada membaca Al Quran maka di luar sholat kita juga harus membaca Al Quran (mengaji dengan rutin dan istiqomah). Di dalam sholat setiap perpindahan gerakan kita membesarkan Allah SWT mengucap “Allahu Akbar” maka di luar sholat dalam setiap pergantian aktivitas hidup kita harus dimulai dan diakhiri dengan doa sebagai wujud kita membesarkan Allah SWT. Mau makan, selesai makan, mau tidur, bangun tidur, masuk WC, keluar WC, pokoknya semua aktivitas harus dimulai dan diakhiri dengan doa.

Di dalam sholat kita menundukkan pandangan, maka di luar sholat pun mata jangan jelalatan apalagi jika melihat cewek cantik yang seingat kita belum kita ajak akad nikah.
Di dalam sholat kita mengucapkan salam maka di luar sholat kita juga menebarkan salam, yang lebih muda sampaikan salam ke yang lebih tua, yang naik mobil salam ke yang naik motor, yang naik motor salam ke yang naik sepeda, yang naik sepeda salam ke yang jalan kaki, yang jalan kaki salam ke yang sedang duduk di pinggir jalan.

Nah itulah beberapa hal yang disampaikan oleh Kyai muda tersebut. Mungkin bagi anda sekalian yang membaca dan kebetulan lulusan pondok pesantren terlebih yang langitan. Tentu anda akan protes (semoga tidak ding) karena pengetahuan Kyai ini kok rendah sekali, sudah tidak tahu dalil ngawur lagi tapi kok benar ya. Maklumlah, daerah pedalaman tidak ada rotan akar pun jadi. Weleh…weleh…tahukah Anda? Siapakah Kyai yang dimaksud? Itulah Kyai Kandil Sasmita kelahiran Ngawi Jawa Timur. Terakhir, tak lupa kami mohon sedekahnya, bukan dengan uang namun dengan mereferensikan artikel ini untuk bisa dibaca satu orang teman anda, dengan begitu anda juga telah mendakwahkan perkara sholat ini kepada saudara muslim kita yang lain dan anda telah bersedekah pahala kepada saya, tanpa mengurangi pahala anda. matur suwun

2 comments

Metode dakwah yang bagus Mas, saluttt. Cara Anda menerangkan bisa memahamkan orang yang paling tidak paham agama sekalipun.

Matur suwun Mas, terima kasih, Mas Urip di Kalimantan mana nggih? siapa tahu dekat bisa main? kebetulan saya juga di kalimantan ini


EmoticonEmoticon