Wednesday, August 26, 2009

Miss Universe 2009: Bikini Emas Untuk Venezuela

Saya tidak sempat menonton final dari pemilihan Miss Universe tahun ini. Bukan karena Bulan Ramadhan atau tidak hobi (kalau saya mengakui masih hobi melihat wanita cantik) tapi karena posisi saya di pedalaman dan kebetulan TV satu-satunya parabolanya sedang rusak parah. Pagi-pagi baca berita berseliweran di internet, Stefania Fernandez (18) memenangkan kontes Ratu Sejagat tahun ini. Venezuela pun menajdi negara yang memenangkan kontes Ratu Sejagat ini dua tahun berturut-turut setelah Dayana Mendoza di tahun lalu. Banyak suara protes dari kalangan kita meskipun secara tidak langsung hanya melalui komentar di berita maupun milist. Mari kita cermati permasalahan ini secara lebih mendalam.
Ada beberapa hal unik yang mungkin lepas dari pantauan kita semua. Pertama tentu saja Venezuela yang notabene negaranya lagi gontok-gontokan dengan Amerika (kontes Miss Universe ini konon identik dengan Negeri Pakdhe Sam itu) justru menjadi pemenang terbanyak kedua dengan enam kali menyabet gelar Ratu Sejagat. Angka ini hanya kalah satu poin di bawan Simbahnya Miss Universe yakni Amerika Serikat. Salain itu, Venezuela menjadi negeri yang memenangkan kontes Miss Universe dua tahun berturut-turut (Prek! Masih kalah sama Rudi Hartono, Juara All England tujuh kali berturut-turut, opo hubungan e Cak? Mbuh aku yo ora ngerti). Artikel selengkapnya bisa ditanyakan ke Mbah Google.

Data yang disajikan di website resmi Miss Universe juga tak kalah menarik. Wakil dari Indonesia menempati urutan teratas sebagai favorit di ajang ini bersama empat belas negara lainnya. Uniknya hasil polling ini meleset 100% dari perkiraan banyak orang. Hasil polling menunjukkan ada lima belas besar peringkat teratas kontestan terfavorit yakni Indonesia, Brazil, Guatemala, Ekuador, Thailand, Vietnam, Mesir, Peru, El Salvador, Meksiko, Filipina, Bolivia, Kolombia, Ukraina, dan Republik Dominika. Empat belas diantaranya tidak mampu menembus lima belas besar versi juri (jurine Malaikat yang nggak punya nafsu kali ya) dan hanya menyisakan Aimee De la Cruz kontestan asal Republik Dominika yang menjadi juru kunci di lima belas besar polling.

Kita bukan mempermasalahkan Indonesia menang polling tapi kalah oleh wasit (kayak sepakbola saja ya, apa kita tawur saja dengan jurinya?). Tapi lebih pada apa motivasi dari dipilihnya Venezuela? Orang bisa saja berpendapat, “Pantaslah, warga negaranya banyak, sampai-sampai ada program KB (Keluarga Berantakan) jadi polling-pollingan mesti menang” (Nek sing milih wong Indonesia thok Cak! Lah yang klik dari negara lain juga banyak milih Zizi! Tenang ojok emosi-macak mandhito). Tapi bagaimana dengan keempat belas negara lainnya. Ajang ini tentu tidak lepas dari situasi politik saat ini. Miss Universe sudah bukan rahasia umum akan menjadi agen bagi kapitalis barat. Bahkan seorang Stefania Fernandez yang tidak bisa Bahasa Inggris (sebagai bahasa international gitu loh! Jarene anal gauk eh anak gaul Cak!) pun bisa dipilih menjadi Miss Universe.

Kembali ke politik. Saat ini, Amerika Serikat dipusingkan dengan munculnya pemimpin-pemimpin berhaluan kiri di Amerika Latin. Dahulu mungkin hanya Kuba dengan Fidel Castro-nya saja. Tapi akhir-akhir ini, kita bisa melihat betapa banyaknya pemimpin tipe seperti ini di Amerika Latin. Sebagian diantaranya adalah Michelle Bachelet mantan tapol perempuan yang menjadi presiden terpilih di Chile, terpilihnya Evo Morales seorang pemimpin gerakan petani suku Indian menjadi Presiden Bolivia, dan terakhir Hugo Chavez seorang Presiden yang anti-Amerika dengan aksi-aksi politik yang revolusioner. Hugo Chavez ini tidak lain adalah Presiden Venezuela (Bapak e Dayana Mendoza dan Stefania Fernandez dong-macak bingung?!). Selamat Venezuela, kalian mendapatkan “Bikini Emas” karena dua kali berturut-turut menjuarai Miss Universe .

1 comments so far

Amerika bisa menciptakan apapun dan membuat apapun menjadi sesuai dengan keinginannya, termasuk acara Miss Univers. Siapapun pemenangnya tentu mempunyai maksud yang tersembunyi bagi amerika untuk kepentingan negaranya, jadi jangan heran kalo Indonesia sebagai miss favorit dan mungkin lebih baik dari venezuela tetapi gagal. Saya juga mengamati sejak keikutsertaan kembali Indonesia di ajang miss univers pada tahun 2005 yang diwakili Artika sari devi bisa langsung tembus 15 besar, setelah itu wakil dari Indonesia selalu gagal megikuti jejak Artika. Mungkin keberhasilan artika untuk terus memancing Indonesia agar mengirimkan wakilnya setiap tahun. That's my opinion.


EmoticonEmoticon