KEBAKARAN
merupakan salah satu ancaman bagi hutan dan lahan gambut di Kalteng. sebagai
penangkap dan penyimpan karbon terbaik, hutan gambut harus dijaga
kelestariannya. Oleh karena itu, Sekretariat Bersama (Sekber) REDD+ memperkuat
kapasitas masyarakat Kalteng untuk menanggulangi ancaman tersebut melalui
kegiatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan gambut berbasis masyarakat (Community Based Forest Fire Management
(CBFFM).
"Pekan ini,
kami memberikan pelatihan kepada komunitas di lima kabupaten/kota di
Kalteng,"kata Emanuel Migo, Communications
and Stakeholder Engagement Officer REDD Indonesia yang dihubungi Gudang Tutorial via sambungan telepon, Senin
(17/7).
Ia melanjutkan
pelatihan ini ditujukan kepada kabupaten/kota yang me dinilai paling rawan kebakaran
berdasarkan analisa time series dari
Manggala Agni Palangka Raya dalam 12 tahun terakhir. Berdasarkan data hingga
awal Juli 2012 Manggala Agni Palangkaraya mendata terdapat lima kabupaten/kota
yang rawan kebakaran hutan antara lain Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawringin
Timur, Katingan, Pulang Pisau dan Kapuas. Sebelumnya, Sekber REDD+ Kalteng
telah melatih pegawai dinas dari lima kabupaten/kota tersebut dalam penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan gambut. Saat ini,
giliran perwakilan masyarakat dari 5 kabupaten yang sama mendapatkan pelatihan
sebagai anggota Tim Serbu Api
(TSA) di Kabupaten Pulang Pisau mulai Jumat (13/7) sampai dengan Senin (16/7).
Training--Perwakilan masyarakat dari lima kabupaten sedang mengikuti pelatihan dari Sekber REDD+ Kalteng di Kabupaten Pulang Pisau sejak Jumat (13/7).
Pelatihan
dari Sekber REDD+ Kalteng
ini, lanjut dia, mendapat
sambutan dan dukungan
dari Gubernur Kalteng, Agustin
Teras Narang. Harapannya, pascapelatihan daerah tersebut bisa membentuk Tim
Serbu Api (TSA) dengan melibatkan masyarakat pada tingkat desa. Gubernur dalam
sambutannya mengingatkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci
dalam penanggulangan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah. Oleh karena itu,
setiap upaya memperkuat kemampuan masyarakat tersebut patut didukung semua
pihak.
Dihubungi
terpisah, Kepala Sekber REDD+ Kalteng Mursid Marsono, menjelaskan bahwa
pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan KOMDA REDD+ Kalimantan Tengah
bekerjasama dengan Satgas REDD+ dalam rangka mengurangi emisi dari deforestasi
(kerusakan hutan) dan degradasi fungsi hutan. Digelarnya pelatihan ini
merupakan wujud dari komitmen untuk mendukung perwujudan Provinsi Kalimantan
Tengah sebagai provinsi percontohan
REDD+ di Indonesia. “Pada akhirnya REDD+
dan semua program konservasi lingkungan lainnya harus
membawa manfaat bagi masyarakat Kalteng sendiri,” tandas Mursid Marsono. (KS)
EmoticonEmoticon