Wednesday, July 25, 2012

APP Gelar Pelatihan Penyelamatan Orangutan

SEBAGAI bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Asian Pulp Paper (APP) menggandeng Orangutan Foundation International (OFI) Pangkalan Bun menggelar pelatihan penyelamatan orangutan dengan tema "Zero Tolerance Policy on Harming Endangered Animals" di Ruang Mahakam, Hotel Swiss Bellin Pangkalan Bun, Rabu (24/7). APP merupakan salah satu group perusahaan di bawah naungan Sinar Mas yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Kami menggelar training ini karena konsesi (areal kerja) kami berbatasan dengan kawasan-kawasan yang menjadi habitat orangutan,"ujar Stakeholder Engagement Indonesia APP Group, Andy Hermanto yang ditemui Gudang Tutorial di sela-sela pelatihan.

Ia melanjutkan peserta yang hadir pada pelatihan ini merupakan manager dari dua perusahaan HTI PT Surya Hutani Jaya (SRH) dan PT Sumalindo Lestari Jaya (SLJ). Kedua perusahaan ini mempunyai konsesi di Provinsi Kaltim. Pelatihan ini bertujuan memberi pengetahuan kepada peserta mengenai langkah-langkah yang harus diambil ketika bertemu dengan orangutan di lapangan. Pihaknya memilih lokasi pelatihan di Pangkalan Bun, Kalteng karena peserta bisa langsung melihat dan berinteraksi dengan Orangutan di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP)

Sampaikan Materi--Kepala BKSDA SKW II Kalteng Hartono menyampaikan materi mengenai peraturan terkait penanganan satwa liar di Indonesia. Pihaknya mengharapkan keterlibatan aktif sektor swasta dalam pelestarian satwa liar sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap lingkungan.

Sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan, pihaknya telah mewajibkan setiap perusahaan yang bernaung di bawah APP Group untuk menyediakan 10% dari konsesinya untuk kawasan konservasi. Selain itu, APP juga konsen dalam penerapan aturan mengenai sempadan sungai.  Salah satunya, PT SRH yang menerapkan aturan sempadan sungai yang sebelumnya hanya 50 meter ditambah menjadi 500 meter kiri kanan sepanjang aliran sungai. Terdapat banyak sungai yang melintasi konsesi PT SRH yang bermuara pada Sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar di Kaltim.

Hutan ini, lanjut dia, menjadi koridor bagi satwa untuk bergerak ke hutan Taman Nasional Kutai. Sehingga setiap satwa terutama orangutan yang ditemukan di konsesi APP akan digiring menuju koridor yang bisa langsung menjadi habitat hidup mereka.

Ditemui di tempat yang sama, Training Specialist OFI Edy Hendras Wahyono, pelatihan ini bertujuan memberikan gambaran satwa liar secara proporsional. Imbasnya, ada kesepahaman bahwa satwa liar bukan merupakan hama bagi perusahan. Selain itu, peserta akan dibekali kemampuan teknis. Sehingga masyarakat (perusahaan) bisa mengambil tindakan yang tepat apabila bertemu dengan satwa liar di lapangan. "Satwa liar itu tidak boleh diburu, ditangkap dan disiksa apalagi dibunuh. Masyarakat bisa berkoordinasi dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) setempat."

Sementara itu, Kepala BKSDA SKW II Kalteng Hartono, pihaknya menyambut baik keterlibatan APP dalam pelestarian orangutan. Pihaknya mengharapkan lebih banyak lagi perusahaan yang terlibat dalam pelestarian satwa liar yang dilindungi. "Ini bukan kerjasama yang pertama bagi saya, di tempat tugas sebelumnya di Sumsel saya telah bekerjasama dengan APP dalam kegiatan pelepasliaran harimau sumatra." 


EmoticonEmoticon