Monday, May 16, 2011

Berserah Diri Kepada Allah SWT

Sebenarnya dari shohibul ijazah teman main saya semasa SMU, yang sanadnya dari Kyai-nya di Madiun sana, cukup titik sampai doa di atas. Amalan ini yang kemudian disebut Amalan Pelet (semacam itulah). Itu pula, yang saya amalkan mulai kelas 1 SMU (tahun 1996) sampai kuliah semester 2 (tahun 2000). Apa yang saya alami? Memang hampir-hampir yang saya inginkan dekat selalu dekat. Kebetulan karena awal kuliah, teman-teman masih yang sekota meskipun di Jogja.

Sampai suatu saat di akhir tahun 2000, saya bermimpi bertemu seseorang yang tidak saya kenal hanya sangat mirip dengan Ayah saya bahkan bisa dikatakan agak mirip saya namun lebih tua (saya menduga itu adalah Kakek saya dari Ayah). Kakek saya orang Ponorogo, beliau meninggal pada saat Ayah saya masih kecil. Dalam mimpi saya, seolah saya dimarahi/dinasehati, dalam Bahasa Jawa yang intinya jodoh itu kehendak Allah SWT dan kita hanya ikhtiar dan bukan menggerakkan sesuatu dengan bantuan selain Allah SWT.

Dalam mimpi saya, saya pun mencoba ngeyel bahwa yang saya lakukan ini adalah ikhtiar. Menurut saya, jodoh adalah takdir yang bisa diusahakan. Jika selama ini berhasil maka itu memang kehendak Allah SWT. Lalu beliau tersenyum dan bertanya,”Dari mana kamu tahu itu kehendak Allah?” Saya pun terdiam dan tidak bisa menjawab. Lalu beliau memegang ubun-ubun saya dan mengajarkan sebuah doa untuk menetralisir dan membuat wirid itu menjadi usaha yang sah dan halal. Beliau mengajarkan doa yang dalam Bahasa Jawa yang kurang lebih dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:

“Duh Gusti Allah, jika Fulan binti Fulan itu memang jodoh saya, dan dengan itu bisa mendatangkan banyak maslahat, dan saya bisa semakin mendekatkan diri saya kepada Engkau Ya Allah, maka dekatkanlah dia kepadaku. Sebaliknya, jika Fulan binti Fulan itu memang bukan jodoh saya, dan dengan itu bisa mendatangkan banyak mudharat, dan saya bisa semakin menjauhkan diri dari Engkau Ya Allah, maka jauhkanlah dariku. Duh Gusti Allah, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Engkaulah Yang Maha Pengasih, Engkaulah Penguasa Segala yang di langit dan di bumi. Amiin”

Setelah itu, beliau melepaskan tangannya dari ubun-ubun saya, dan diakhiri sebuah ucapan,”Jika kamu mengamalkannya dan mampu bertahan maka kebahagiaan yang manantimu di ujung sana adalah surga yang berada di dunia.” Saya terkejut bukan main, melihat beliau hilang dan seingat saya musnah seperti menguap menjadi asap putih dan saya pun langsung terbangun dari tidur saya. Heran juga, biasanya saya mimpi selalu lupa apa yang saya mimpikan, ini lain justru ingat banget kata per kata. Saya pun segera menulis doa yang diajarkan dalam mimpi tersebut.

Uniknya, setelah mengamalkannya, segala sesuatunya berubah seratus delapan puluh derajat. Bukan kesuksesan dalam meraih cinta yang saya dapatkan namun justru patah hati yang bertubi-tubi (remuk to Cak! Tapi tenang dulu ada rahasia di balik rahasia he3x). Lingkungan di mana pun saya berada seolah bersatu padu melawan semua keinginan saya. Teman-teman saya baik di organisasi, teman main, teman di kos-kosan seolah menjadi pendukung bagi musuh saya (waduuuhh cilaka khan?) tapi saya tetap bertahan demi surga yang berada di dunia.

Pada tahun 2004 hampir-hampir saya tidak tahan. Apalagi salah satu saingan saya yang juga sahabat saya ternyata juga menerapkan semacam wirid mahabah. Kebetulan saya pernah tinggal di rumah beliaunya dan secara tidak sengaja menemukan catatan bacaan lengkap dengan tawasulnya (Wahahaha Ane pura-pura tidak tahu saja Gan, padahal anggota KWA dan Forum Supranatural juga he3x). Sampai –sampai shohibul ijazah yang tidak lain teman saya waktu ngaji di SMU bertemu di jejaring sosial friendster kala itu. Ia mengatakan, “Jangan kau tambah-tambahi amalan itu, makanya tidak manjur, kamu malah jadi sengsara!” tulisnya di private massage. Tapi saya tidak peduli, saya tetap bertahan, saya justru semakin penasaran dengan surga di dunia.

Pada akhirnya, bulan November 2004 wangi surga itu pun menghampiri saya. Saya bertemu dengan seorang gadis suci, sholehah, cantik, dan sederhana. Saya adalah cinta pertama sekaligus terakhir bagi dia. Dia tidak lain adalah istri saya. Kami terpisah jarak Jogja – Jakarta namun semua dijalani dengan baik, dan bulan Desember 2008 kami menikah. Benar, surga di dunia yang dijanjikan orang tua dalam mimpi saya yang mirip dengan Bapak saya, bahkan bisa dikatakan mirip dengan saya itu, terwujud. Dari segi ekonomi kehidupan kami sangat luar biasa. Berawal dari pernikahan dua orang pengangguran, kemudian kami dituntun untuk merantau ke tanah Kalimantan.

Kini saya bekerja di swasta dengan penghasilan yang lumayan cukup, disusul akhir tahun 2009 istri menjadi PNS guru disini. Pada bulan Juli tahun 2010 lalu, kami dikarunia buah hati yang sangat ganteng, bayi yang sangat lucu dan cerdas yang sekarang mengisi hari-hari kami. Semua yang kami lakukan seolah-olah rejeki itu datang menghampiri kami dari arah yang tidak di sangka-sangka. Terkadang hanya berbekal sebuah informasi dari teman, lalu saya menghubungkan dengan teman yang lain dan saya pun mendapatkan rejeki yang lumayan. Mungkin ini rejeki anak saya, tapi bisa juga dimaknai doa yang dikabulkan oleh Allah SWT. Hal paling penting adalah dalam urusan ibadah saya mengalami peningkatan yang luar biasa.

Nah, sekarang saya memberi anda kebebasan, silahkan mengamalkan wirid di atas, mau ditambahi doa pasrah diri atau tidak, itu terserah anda. Paling tidak saya sudah membagi pengalaman saya. Jika sakitnya tidak tertahankan dan anda hanya ingin mendapatkan kesenangan di dunia ya silahkan mengamalkannya sampai doa mahabah, dan itu biasa disebut orang Ilmu Pelet. Padahal jika kita mau melanjutkannya dengan sedikit usaha, kalau kata Bang Ali Islam KTP, “Memang ada rahasia di balik rahasia yang kelak engkau akan mengetahuinya.” Demikian waallahu alam, subhanaka allahumma wabihamdika asyhadualla illaha illa anta astaghfiruka waatubu ilaik.

2 comments

Assalamualaikum Mas Kandil,saya mohon ijin mengamalkannya,,,terima kasih banyak atas postingnya...Moga Mas Kandil sehat selalu sekeluarga...
Gustav

monggo silahkan saja Mas, semoga barokah amiin


EmoticonEmoticon