Tuesday, October 26, 2010

Kwik Kian Gie: Demonstrasi Sejauh Ini Masih Normal

Saya mengutip pernyataan Pak Kwik di Metro TV beberapa waktu lalu bahwa demonstrasi dalam rangka satu tahun pemerintahan Presiden SBY masih normal. Ini tentu mengagetkan saya. Kita semua layak kecewa dengan performa pemerintahan satu tahun terakhir. Namun khusus untuk DEMONSTRASI yang terjadi akhir-akhir ini terutama yang dilakukan di MAKASAR sudah tidak bisa disebut NORMAL.


Demonstrasi dengan perusakan aset negara dan aset umum, penutupan jalan yang menyebabkan kemacetan (terlebih ada orang yang mau ke rumah sakit sampai tertahan di jalan) bukanlah sebuah curahan aspirasi yang normal. Saya pun menjadi sangat kecewa dengan adanya pernyataan beberapa tokoh (yang beberapa diantaranya saya idolakan) yang akhirnya GEBYAH UYAH karena KECEWA dengan performa pemerintahan saat ini terus seolah segalanya menjadi HALAL untuk dilakukan.


Untuk kota Makasar, memang ada sebuah kampus yang jika demo selalu anarkhis, Universitas Muslim Indonesia (UMI). Demonstrasi mereka selalu merusak, terkadang menyandera polisi, sweeping terhadap orang-orang yang tidak ada kaitannya dengan isu yang mereka angkat. Pada tahun 2004 saya pernah melihat tayangan di SCTV ( sampai sekarang kalau masalah BERITA saya lebih percaya ke SCTV, terkesan lebih NETRAL) tentang demo di Kampus UMI dan mereka akhirnya menyandera seorang Polisi. Polisi pun menyerang kampus UMI untuk membebaskan rekannya. Parahnya, banyak yang melihat dari satu sisi, POLISI selalu salah (Bahkan Kadiv Humasnya sampai minta maaf di Media), padahal jika sudah menyandera disertai aksi anarkhisme, SAH-SAH saja polisi untuk melakukan tindakan tegas. Kalau mau tempur ya di jalanan pada waktu demo, jangan menyandera, sweeping anggota Polisi dll yang tidak ada substansinya. Jika sudah tidak CERDAS seperti itu BANTAI saja tidak masalah.


Uniknya, ada budaya tawuran yang nyleneh. Di Makasar yang tawuran bukan lagi anak SMA tetapi MAHASISWA. Kemungkinan ini juga terkait dengan kualitas MAHASISWA di kota tersebut. Sekarang mulailah, kita lihat seperti apa Kampus UMI itu? Akreditasnya, Kualitas mahasiswa yang diterima, budaya sekitarnya dll. Seharusnya ada perimbangan berita, yang menyoroti profil Kampus UMI itu sendiri.


Ini bukan masalah PRO atau KONTRA dengan pemerintah, bukan masalah KECEWA atau TIDAK kecewa. Kita semua patut KECEWA dengan performa pemerintah namun bukan berarti ANARKHISME itu HALAL untuk dilakukan (Nek pengen remuk-remukan, undangke BONEK wae Cak! Ora usah MAHASISWA ha3x). Saya ingin sekali melihat mahasiswa dari UMI diundang debat di TV mengenai permasalahan bangsa, ya minimal untuk melihat KUALITAS mereka. Semoga saja ada TV yang mau mengundang mereka.


EmoticonEmoticon