Oknum anggota Polres Lamandau diduga melakukan pelanggaran disiplin krn
menembak tersangka yang sdh tdk berdaya. Akibat peristiwa itu hampir
memicu konflik horizontal di dua desa.
1>Malam ini akan sy kultwitkan tentang kebrutalan oknum Polres Lamandau, Polda Kalteng yg main tembak pd warga Desa Melata, Kec Mentobi>>
2>Mentobi Raya, Kab Lamandau. Diceritakan seorg Tokoh Masyrkt bernama Yohanes Heru, peristiwa ini berawal dari dugaan pencurian solar cell>>
3>atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di kantor desa setempat. Pelaku diduga ada 6 org 1 warga Desa Bukit Raya (Trans H-2) sisanya>>
4>Warga Desa Melata. Polres Lamandau lalu menerjunkan tim yg beranggotakan 4 orang utk menjemput para tsk. 1 tsk dijemput di Ds Bukit Raya>>
5>Tsk bernama Ariel, dlm Sprint terdpt 4 anggota yg bertugas namun hny 2 org yg jd pelaksana yakni anggota bernama Agus & Jefri. Ok, lanjut>
6>Kades Bukit Raya Suwito kooperatif menyerahkan warganya yg bernama Ariel, lalu dgn mobil strada milik kades, mrk diajak ke Desa Melata>>
7>utk menjemput 5 tsk lainnya, sampai di Melata, Kades Honorius Toni pun kooperatif & menyerahkan 5 org warganya yg diduga terlibat dlm>>
8>pencurian solar cell tsb. Mrk adlh Ino, Piwin, Kardiansyah, Sakti & Dium. Lalu mrk dibw naik mobil, sampai di tengah jalan, menurut>>
9>penuturan Yohanes Heru menirukan Kades Bukit Raya Suwito yg kala itu jd driver, mrk diturunkan dilakban matanya lalu 4 dr 6 org tsb>>
10>ditembak kaki kanannya. Yakni Ino, Piwin, Kardiansyah & Sakti. Peristiwa ini hampir sj memicu konflik horizontal antara Desa Melata>>
11>dgn desa transmigran Bukit Raya. Warga Melata salah tafsir dikira Kades Suwito yg membawa polisi tsb. Beruntung, kata Yohanes Heru, >>
12>Tokoh masyarakat, Tokoh Agama & Aparat kedua desa termasuk kades bisa mencegah terjadinya konflik. Kades Honorius Toni sgt menyesalkan>>
13>Tindakan oknum aparat Polres Lamandau yg dinilai sungguh di luar batas, pihaknya tdk membela tindakan kriminal yg mrk lakukan, bahkan>>
14>justru kooperatif menyerahkan kpd aparat penegak hukum spy bisa diproses sesuai hukum yg berlaku. Namun yg tjd sungguh di luar dugaan>>
15>oknum polisi tsb justru melakukan penembakan di saat para tsk sdh menyerah & tdk berdaya. Di tambah lg potensi konflik horizontal yg>>
16>hampir sj pecah jk tdk dicegah aparat desa & tokoh masyarakat. Celakanya lagi, mayoritas wartawan di Lamandau seolah Pro Polres akibatx>>
17>warga kesulitan menyuarakan aspirasinya, hny wartawan @PalangkaPost yg berani secara tegas menulis mslh tsb. Yohanes Heru mengatakan>>
18>pihak desa akan melaporkan hal ini ke Kapolda, Komnas HAM & Kapolri. Spy oknum aparat tsb bs mendptkan hukuman setimpal. Hal itu jg>>
19>berlaku bagi Kapolres Lamandau sbg penanggungjwb scr manajerial. Aplg pernyataan Kapolres Lamandau bhw tsk mencoba lari, sehrsnya>>
20>pernyataan ini dikonfrontasi ke Kades Bukit Raya Suwito yg wkt itu melihat lgsg. Hny sj, dgn catatan si Kades tdk diintimidasi.****
2>Mentobi Raya, Kab Lamandau. Diceritakan seorg Tokoh Masyrkt bernama Yohanes Heru, peristiwa ini berawal dari dugaan pencurian solar cell>>
3>atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di kantor desa setempat. Pelaku diduga ada 6 org 1 warga Desa Bukit Raya (Trans H-2) sisanya>>
4>Warga Desa Melata. Polres Lamandau lalu menerjunkan tim yg beranggotakan 4 orang utk menjemput para tsk. 1 tsk dijemput di Ds Bukit Raya>>
5>Tsk bernama Ariel, dlm Sprint terdpt 4 anggota yg bertugas namun hny 2 org yg jd pelaksana yakni anggota bernama Agus & Jefri. Ok, lanjut>
6>Kades Bukit Raya Suwito kooperatif menyerahkan warganya yg bernama Ariel, lalu dgn mobil strada milik kades, mrk diajak ke Desa Melata>>
7>utk menjemput 5 tsk lainnya, sampai di Melata, Kades Honorius Toni pun kooperatif & menyerahkan 5 org warganya yg diduga terlibat dlm>>
8>pencurian solar cell tsb. Mrk adlh Ino, Piwin, Kardiansyah, Sakti & Dium. Lalu mrk dibw naik mobil, sampai di tengah jalan, menurut>>
9>penuturan Yohanes Heru menirukan Kades Bukit Raya Suwito yg kala itu jd driver, mrk diturunkan dilakban matanya lalu 4 dr 6 org tsb>>
10>ditembak kaki kanannya. Yakni Ino, Piwin, Kardiansyah & Sakti. Peristiwa ini hampir sj memicu konflik horizontal antara Desa Melata>>
11>dgn desa transmigran Bukit Raya. Warga Melata salah tafsir dikira Kades Suwito yg membawa polisi tsb. Beruntung, kata Yohanes Heru, >>
12>Tokoh masyarakat, Tokoh Agama & Aparat kedua desa termasuk kades bisa mencegah terjadinya konflik. Kades Honorius Toni sgt menyesalkan>>
13>Tindakan oknum aparat Polres Lamandau yg dinilai sungguh di luar batas, pihaknya tdk membela tindakan kriminal yg mrk lakukan, bahkan>>
14>justru kooperatif menyerahkan kpd aparat penegak hukum spy bisa diproses sesuai hukum yg berlaku. Namun yg tjd sungguh di luar dugaan>>
15>oknum polisi tsb justru melakukan penembakan di saat para tsk sdh menyerah & tdk berdaya. Di tambah lg potensi konflik horizontal yg>>
16>hampir sj pecah jk tdk dicegah aparat desa & tokoh masyarakat. Celakanya lagi, mayoritas wartawan di Lamandau seolah Pro Polres akibatx>>
17>warga kesulitan menyuarakan aspirasinya, hny wartawan @PalangkaPost yg berani secara tegas menulis mslh tsb. Yohanes Heru mengatakan>>
18>pihak desa akan melaporkan hal ini ke Kapolda, Komnas HAM & Kapolri. Spy oknum aparat tsb bs mendptkan hukuman setimpal. Hal itu jg>>
19>berlaku bagi Kapolres Lamandau sbg penanggungjwb scr manajerial. Aplg pernyataan Kapolres Lamandau bhw tsk mencoba lari, sehrsnya>>
20>pernyataan ini dikonfrontasi ke Kades Bukit Raya Suwito yg wkt itu melihat lgsg. Hny sj, dgn catatan si Kades tdk diintimidasi.****
EmoticonEmoticon