Kisah ini saya tulis sebagai nasehat untuk Adik saya yang saat ini lagi gila-gilanya kepengen menjadi seorang PNS (Pegawai Nganggur Selalu). Sangat disayangkan, karena dia sudah mempunyai usaha sendiri yang lumayan maju. Warnet, konter pulsa, pengetikan dan kursus yang berkaitan dengan internet dan komputer. Penghasilan yang cukup lumayan ternyata tidak menyurutkan minatnya menjadi PNS. Untuk menyenangkan orang tua yang sudah terlanjur berpandangan bahwa sukses tidaknya seorang anak adalah bisa tidaknya menjadi PNS. (Wah repot yo Cak?). Nah, kisah berikut inilah yang saya ceritakan pada dia sehingga dia berpikir ulang untuk menjadi PNS.
Saat demam emas melanda Amerika di tahun 1848, tersebutlah seorang pemuda berusia dua puluh tahun dari New York yang berniat mengadu nasib. Namanya adalah Levi Strauss. Di tempat asalnya ia adalah seorang penjual pakaian. Strauss berangkat ke California dengan berbekal beberapa potong tekstil untuk dijual selama perjalanan ke Barat. Si Pemuda memang pada dasarnya memang berbekal nekat belaka. Sampai di California, Levi Strauss telah menjual semua barang yang dimilikinya, kecuali segulung kanvas. Segulung kanvas? Apa gunanya? Siapa yang mau memakai pakaian dibuat dari kanvas? Atau mungkin?
Di California, Strauss memperhatikan bahwa para pekerja tambang memiliki celana yang cepat sekali rusak. Untuk itu Strauss mencoba membuat celana kerja dari bahan kanvas dan menjual kanvas itu kepada para penambang. Celana dari kanvas itu pun laku keras. Banyak penambang membeli celana kanvas dari Strauss. Pada dasarnya Strauss tidak sepenuhnya menyukai bahan kanvas. Strauss mulai menggunakan bahan lain yang dipesannya dari Genoa, Italia. Para pemintal disana mempunyai bahan kain yang kuat, bahan itu disebun "Genes". Strauss mengubah namanya menjadi "Jeans" dan mulailah ia memproduksi celana jeans pertamanya, yang diberi merk "Levi's".
Hanya dalam waktu singkat celana ini menjadi "pakaian resmi" para penambang dan koboi di masa itu. Sampai kini, kita temui hasil karya Strauss itu menjadi "pakaian kebangsaan" banyak orang. Ya, pada akhirnya Levi Strauss menemukan tambang emasnya sendiri. Terkadang kita hanya melihat apa yang orang anggap tambang uang. Padahal tambang uang itu sudah ada di tangan kita. Potensi kita, kemampuan kita, harta kekayaan yang paling berharga. Namun terkadang kita tidak menyadarinya, justru kita memilih menjadi "buruh" yang selalu diperintah orang lain. Tak jarang dengan semena-mena. Viva Levi Strauss....
9 comments
Beautiful Posting...WAJIB di baca semua orang
Subhanallah..Kisah yang inspiratif
Wah hebat, baru saya tau kisah tentang celana jeans ini :)
THanks infonya yang sudah menambah pengetahuan saya ...... :)
Yupe .. begitulah PNS begitu mempesona banyak org, sehingga kadang membuat orang berlomba-lomba untuk bekerja sebagai PNS..
btw .. cerita tentang levi's diatas sarat makna .. tks
PNS yah,,,,mel juga pengen tuh,,hehhehee
cerita yg bs jd inspirasi,,,,boleh tuh
@All: Thanks semoga kita bisa spt dia, menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri dan jutaan orang lainnya di seluruh penjuru dunia
wahh... saya lupa mencuci celana levi strauss saya
no matter the brand/s but "lepis" is best wardrobe in site
EmoticonEmoticon