Bukan rahasia lagi, semenjak kuliah bahkan SMU saya adalah seorang biker sejati. Saya menyukai travelling dengan sepeda motor, menghirup udara alam borneo (tentu saja pas tidak ada kabut asap Cak!), dan bisa berhenti di sembarang tempat untuk istirahat. Jauh sebelum sebuah tulisan di buku mata pelajaran Bahasa Indonesia (untuk Kelas 3 SMU kala itu) menyebutkan bahwa bepergian dengan sepeda motor jauh lebih mengasyikkan daripada mobil. Saya sudah mengalaminya sendiri.
Pada waktu SMU karena kami cuma punya satu motor, ya satu motor itulah yang kami pergunakan kemana-mana. Kami dua bersaudara, saya dan adik laki-laki yang usianya terpaut dua tahun saja. Kami mengunjungi daerah-daerah yang jauh dengan motor Honda GL-Pro '94. Terkadang Bapak kami sampai marah karena pulang kesorean padahal motor mau dipakai. Motor itu sangat berjasa bagi kami, pagi dibawa Bapak ke sekolah (jadi Oemar Bakrie hampir 20 tahun Cak! rak waleh-waleh), pulang sekolah bawa rumput untuk sapi-sapi kami, habis itu bebas bagian kami bawa main-main.
Di tanah Borneo ini memang saya masih berjodoh dengan Honda hanya sekarang naik kelas Honda Mega Pro. Dua tahun lalu, di Kal-Sel saya dapat jatah Mega Pro sekarang saya dapat jatah Mega Pro lagi. Ya, motor yang lumayan memenuhi standar untuk perjalanan 145 KM PP setiap minggunya kalau saya pulang dari pedalaman ke kota dimana istri cantik saya menunggu dengan masakannya yang luar biasa enak. Suatu saat jika kami sudah mempunyai usaha sendiri, yang memberikan pasif income ingin rasanya saya jalan-jalan dengan motor. Saat ini, ya lagi usaha untuk mengumpulkan modalnya dulu (usaha sing sregep Cak, ben cepet sugih) lalu bikin usaha, usaha sukses, terus bikin rumah, naik haji....(terus kapan touring e?) ya...ya...baru bisa jalan-jalan pakai motor.
Pada waktu SMU karena kami cuma punya satu motor, ya satu motor itulah yang kami pergunakan kemana-mana. Kami dua bersaudara, saya dan adik laki-laki yang usianya terpaut dua tahun saja. Kami mengunjungi daerah-daerah yang jauh dengan motor Honda GL-Pro '94. Terkadang Bapak kami sampai marah karena pulang kesorean padahal motor mau dipakai. Motor itu sangat berjasa bagi kami, pagi dibawa Bapak ke sekolah (jadi Oemar Bakrie hampir 20 tahun Cak! rak waleh-waleh), pulang sekolah bawa rumput untuk sapi-sapi kami, habis itu bebas bagian kami bawa main-main.
Di tanah Borneo ini memang saya masih berjodoh dengan Honda hanya sekarang naik kelas Honda Mega Pro. Dua tahun lalu, di Kal-Sel saya dapat jatah Mega Pro sekarang saya dapat jatah Mega Pro lagi. Ya, motor yang lumayan memenuhi standar untuk perjalanan 145 KM PP setiap minggunya kalau saya pulang dari pedalaman ke kota dimana istri cantik saya menunggu dengan masakannya yang luar biasa enak. Suatu saat jika kami sudah mempunyai usaha sendiri, yang memberikan pasif income ingin rasanya saya jalan-jalan dengan motor. Saat ini, ya lagi usaha untuk mengumpulkan modalnya dulu (usaha sing sregep Cak, ben cepet sugih) lalu bikin usaha, usaha sukses, terus bikin rumah, naik haji....(terus kapan touring e?) ya...ya...baru bisa jalan-jalan pakai motor.
1 comments so far
sip .. saya senang baca postingan bapak .. he he he
saya juga menyukai bepergian naik motor ..
salam kenal ya Pak ..
EmoticonEmoticon