SEJAK harga kedelai melambung tinggi, salah satu lauk pauk pokok Bangsa Indonesia yakni Tahu dan Tempe terancam eksistensinya. Betapa tidak, tahu tempe yang menjadi makanan sejuta umat tidak akan bisa lagi didapatkan dengan harga murah. Pasalnya, bahan baku pembuatan lauk pauk murah meriah ini sangat tergantung pada pasokan kedelai impor. Ditambah lagi, petani telah lama menghapus kedelai dari pranoto mongso (kalender tanam tahunan) mereka.
Hal ini justru semakiin parah dengan langkah yang diambil pemerintah telah melepaskan kedelai sesuai mekanisme pasar. Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak lagi menangani komoditas ini. Pemerintah seolah lupa bahwa satu diantara lauk pauk sejuta umat itu merupakan asli produk Indonesia yakni Tempe. Berbeda dengan Tahu yang telah dikenal di daratan China sejak 160 SM. Tempe merupakan produk asli Bangsa Indonesia. Nenek moyang bangsa ini telah menemukan salah satu makanan bergizi yang banyak digemari manusia di berbagai negara.
Tempe dibuat menggunakan 'ragi tempe' yang sejatinya merupakan senyawa jamur/kapang (Rhizopus), seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Hal ini justru semakiin parah dengan langkah yang diambil pemerintah telah melepaskan kedelai sesuai mekanisme pasar. Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak lagi menangani komoditas ini. Pemerintah seolah lupa bahwa satu diantara lauk pauk sejuta umat itu merupakan asli produk Indonesia yakni Tempe. Berbeda dengan Tahu yang telah dikenal di daratan China sejak 160 SM. Tempe merupakan produk asli Bangsa Indonesia. Nenek moyang bangsa ini telah menemukan salah satu makanan bergizi yang banyak digemari manusia di berbagai negara.
Tempe dibuat menggunakan 'ragi tempe' yang sejatinya merupakan senyawa jamur/kapang (Rhizopus), seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe yang masam ini (tempe bosok:Jw) masih bisa dimanfaatkan antara lain untuk campuran sayur lodeh, sambal tempe bosok, dll.
Tempe juga merupakan salah satu makanan rakyat yang bisa dijangkau kalangan paling bawah sekalipun. Apa kata dunia? tempe terancam menjadi makanan mewah hanya karena kesalahan para pemimpin bangsa ini. Di era 80-an, petani di Pulau Jawa justru merasakan panen yang sebenarnya pascapanen padi. Apa sebab? setelah panen padi mereka akan segera mengeringkan sawahnya. Dibuat guludan-guludan untuk menanam kedelai. Hal itu juga dilakukan pasangan petani asal Ngawi Jawa Timur bernama Atmodiwirjo (Alm) dan Tukinem (Almh). Beliau adalah kakek dan nenek saya (semoga Allah memberikan tempat yang mulia di sisinya amiin).
Masih jelas di ingatan saya, bagaimana mereka mendudukkan saya di lincak bambu menonton kedua orangtua saya menjemur kedelai hasil panen kami. Kemudian mereka memukul tumpukan kedelai kering untuk merontokkannya buah dari balutan polongnya. Tahun demi tahun berlalu, akhirnya mereka tidak menanam kedelai lagi. Saat saya menanyakan penyebabnya, mereka menjelaskan sesuai kapasitas otak anak berumur lima tahun. Batara Kala melarang semua orang menanam kedelai, bisa kena pagebluk (wabah). Beruntung saya tidak sebodoh itu, saya melihat laporan khusus di TVRI yang merupakan chanel satu-satunya kala itu.
Memang benar, Batara Kala (Sang Waktu) telah menurunkan pagebluk bagi petani kedelai. Dia menggilas kedelai rakyat menggantikannya dengan kedelai impor yang rasanya langu dan sangat tidak enak. Sebaliknya, kedelai asli yang lahir dari rahim ibu pertiwi Jawa Dwipa yang gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem kartoraharjo dicaci maki sebagai kedelai yang buahnya kecil-kecil, tidak enak, sukar diolah dll. Namun, duapuluh tujuh tahun kemudian salah seorang wartawan dan penulis yang terkenal sebagai pembawa acara wisata kulinere @PakBondan mereply twitter saya bahwa justru kedelai Indonesia merupakan kedelai paling enak di dunia.
Jadi, saya tetap bangga menjadi Bangsa Tempe! bangsa yang menciptakan makanan yang enak, murah meriah dan bergizi tinggi.
2 comments
Kang, Toriq Hadad juga nulis mslh bangsa tempe Kang, tp tgl 28 Juli he3x sampeyan cen tempe tenan....dasar tempe he3x
skrng tempe kyknya dah ngga mahal, kalo beli harga 3500 perak...
EmoticonEmoticon