Saturday, December 25, 2010

Hidetoshi Nakata: Tonggak Sepakbola Asia di Eropa

Kali ini, Ane ingin membahas sepakbola lagi Gan. Dahulu sebelum banyak pemain Asia berlaga di klub-klub Eropa. Orang Asia sangat merindukan sosok pemain Asia yang bisa berlaga di Eropa dan bisa mereka lihat di layar TV setiap sabtu-minggu. Sampai-sampai seorang komentator di TV swasta nasional memuji penampilan Roberto Di Matteo dengan wajahnya yang sangat Asia. Pemain Italia kelahiran Swiss yang kini telah pensiun itu memang sedikit mengobati keinginan orang Asia untuk bisa melihat wajah Asia berlaga di Liga Eropa. Pemain yang kini telah pensiun dan menjadi pelatih klub Liga Primier Inggris Wolverhampton Wonderes ini memang terbilang lengkap sebagai gelandang di masanya.


Tak disangka, pasca World Cup 1998 ada seorang pemain Jepang yang sangat menonjol penampilannya. Secara fisik, ia mudah dikenali dengan cat rambut warna pirangnya. Seorang gelandang yang luar biasa. Dia adalah Hidetoshi Nakata. Penampilannya inilah yang membuat dia direkrut oleh Perugia klub promosi di Liga Serie A Italia kala itu. Tak mengecewakan, pada debutnya ia mencetak dua gol di laga perdana.


Apa istimewanya Nakata? Sehingga Ane harus menulisnya di sini Gan? Kehadiran Nakata di Eropa sangat penting Gan. Dia adalah pemain yang direkrut oleh klub Eropa benar-benar murni karena kualitasnya. Bukan titipan sponsor dari Asia (seperti kasus Ahn Jun Wan yang dititipkan di Perugia karena sponsor Daewoo, pakai nomor punggung 10 lagi), atau pemegang saham klub yang kebetulan dari Asia.


Setelah Nakata bergabung dengan Perugia dan kemudian berpindah-pindah klub di Eropa, beberapa nama muncul antara lain Park Ji Sung pemain asal Korea yang direkrut oleh Manchester United, lalu beberapa kompatriot Nakata antara lain Shinji Ono dan Shinsuke Nakamura kala itu. Meskipun keduanya tidak sesukses Nakata namun terbukti setelah itu laju migrasi pemain Asia ke Liga-Liga Eropa terus meningkat dari tahun ke tahun terutama pemain-pemain dari Negeri Matahari Terbit ini.


Saat ini, pemain Jepang juga mampu bersinar di Eropa. Bahkan, menurut Goal, Jepang merupakan negara Asia yang punya pemain potensial terbanyak di Eropa. Posisi 2 ditempati Iran, sedangkan terakhir ditempati Oman. Berikut pemain Asia yang bersinar di benua biru itu:


Shunsuke Nakamura (Celtic/Jepang)

Gelandang Glasgow Celtic berusia 29 tahun ini dikenal punya tendangan geledek. Akurasi tendangan bola matinya terekam saat dia mencetak hattrick kala Celtic menghajar St Mirren 7-0. Ketiga gol itu dicetak lewat tendangan bebas. Sayangnya, Nakamura sering dikritik karena memiliki stamina yang lemah.


Takayuki Morimoto (Catania/Jepang)

Striker berusia 20 tahun ini selain punya naluri gol yang tinggi, juga pengumpan yang baik. Gol terakhir Morimoto dicetak saat Catania mengalahkan Palermo 4-0. Selain mencetak gol untuk timnya, Morimoto juga menjadi pemberi umpan bagi gol cantik Guiseppe Mascara.


Daisuke Matsui (St Etienne/Jepang)

Gelandang serang Jepang ini bermain di liga Prancis bersama AS Saint-Étienne. Pada pertandingan terakhir Les Verts, Matsui berhasil mencetak gol ke gawang Monaco lewat tendangan dari luar kotak penalti. Sayangnya, pertandingan harus berakhir dengan skor imbang 2-2.


Makoto Hasebe (Wolfsburg/Jepang)

Hasebe mengawali karirnya bersama klub Urawa Red Diamonds Jepang. Bersama Urawa, gelandang berusia 25 tahun itu berhasil mengoleksi beberapa penghargaan individu selama membela timnya di Liga Jepang. Kemampuan Hasebe akhirnya tercium sampai ke Eropa. Sempat diminati tim Seri A Italia, AC Siena, Hasebe memilih berkostum VfL Wolfsburg. Dia menjadi pemain Jepang pertama di The Wolves.


Shinji Ono (VfL Bochum/Jepang)

Mantan Urawa Red Diamonds ini merupakan pemain Jepang yang juga merumput di Liga Jerman. Saat ini, Ono merumput bersama VfL Bochum. Gelandang berusia 29 tahun itu menjadi salah seorang bintang Asia. Dia memiliki visi, teknik dan passing yang baik.


Park Ji-sung (Manchester United/Korea Selatan)

Gelandang sayap ini terkenal saat menjadi pemain timnas Korea Selatan dan tampil di Piala Dunia 2002. Saat berhadapan dengan Portugal, pemain berusia 28 tahun itu berhasil mencetak gol kemenangan bagi timnya. Sinar Park Ji-sung semakin mengilap ketika mulai membela Manchester United sejak 2005.


Lee Young-pyo (Borussia Dortmund/Korea Selatan)

Lee dikenal sebagai bek sayap kiri yang punya kecepatan dan dribel bola yang baik. Bahkan, mantan manajernya ketika membela Tottenham Hotspur, Martin Jol, menyebutnya sebagai bek sayap terbaik di Belanda, juga di Eropa saat ini.


Masoud Shojaei (Osasuna/Iran)

Shojaei mengawali karirnya bersama Sanat Naft di Liga Iran sebelum akhirnya membela Saipa FC di liga yang sama. Karirnya sebenarnya mulai bagus saat dia membela klub Uni Emirat Arab, Sharjah FC. Setelah puas berlaga di sepakbola Timur Tengah, Shojaei mulai merambah Eropa. Setidaknya ada dua klub yang tertarik kepadanya. Pertama, Vfl Wolfsburg di Liga Jerman dan klub Seri A, Napoli. Belakangan Shojaei memilih klub Spanyol, Osasuna.


Vahid Hashemian (Bochum/Iran)

Hashemian dikenal dengan julukan Si Helikopter. Sebutan itu diberikan kepada striker berusia 32 tahun ini karena mampu melayang di udara dalam waktu lama. Kemampuan ini membuatnya kerap unggul dalam perebutan bola-bola atas.


Sama dengan pemain Iran yang berlaga di Eropa lainnya, Hashemian juga mengawali karirnya di Liga Iran. Kiprahnya di kancah sepakbola Eropa diawali dari klub Jerman, Hamburger SV era 1999-2001. Setelah itu, dia hengkang VfL Bochum. Hashemian juga sempat berkostum Bayern Munich dan Hannover 96 sebelum akhirnya kembali ke Bochum.


Javad Nekounam (Osasuna/Iran)

Nekounam dikenal sebagai gelandang bertahan tangguh. Pemain berusia 28 tahun itu memiliki kemampuan passing dan bertahan yang baik. Dia juga merupakan pemain yang punya tendangan jarak jauh yang akurat. Saat ini, Nekounam bermain di Liga Spanyol bersama Osasuna. Baru-baru ini, Nekounam bermain 90 menit saat Osasuna ditahan seri 1-1 oleh Racing Santander.


Mehdi Mahdavikia (Eintracht Frankfurt/Iran)

Pemain berusia 31 tahun ini merupakan kapten tim nasional Iran. Dia bermain di posisi sayap kanan dan gelandang. Saat ini Mahdavikia bermain di Liga Jerman bersama Eintracht Frankfurt. Mantan pemain VfL Bochum dan Hamburger SV itu dikenal karena memiliki kecepatan, kemampuan crossing dan dribel bola yang baik.


Ali Al Habsi (Oman/Bolton)

Nama Ali Al Hasbi cukup tenar di pentas sepakbola Asia. Tak salah jika kiper tim nasional Oman itu kini membela tim Premier League, Bolton Wanderers. Ketangguhan Al Habsi di bawah mistar gawang sudah cukup terkenal di Asia.


sumber: VIVAnews


Saat ini jika Agan bertanya ke Mbah Google, “Pemain Asia yang Bermain di Klub Eropa” maka akan lebih banyak lagi nama pemain Asia yang bertebaran di klub-klub Eropa. Pertanyaannya, kapan pemain Indonesia bisa diminati Klub Eropa? Sehingga kita bisa bangga saat mereka bermain nun jauh di benua biru. Jangan kalah sama Pantai Gading dong Gan, masak negara yang rusuh terus saja pemainnya bisa bertebaran di klub Eropa. Kok negara kita yang damai-damai saja, gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem kartoraharjo kok tidak satu pun pemainnya berlaga di Liga Eropa?


Mau bilang masalah postur? Lionel Messi tingginya juga nggak seberapa? Mau alasan apa lagi? Christian Bekamenga pemain asal Kamerun saja setelah dari Persib Bandung bisa main di klub Liga Perancis Nantes. Pernah dengar juga alasan ada pemain Indonesia direkrut di klub Eropa kemudian pulang gara-gara tidak pernah dioperi bola? Alasan yang cukup aneh khan?


EmoticonEmoticon