Monday, July 30, 2012

Bulan Ramadan Nelayan Kurangi Waktu Melaut

BULAN Ramadan tahun ini, nelayan di Pantai Tanjung Penghujan, Kecamatan Kumai mengurangi waktu melaut. Pengurangan aktivitas mencari ikan ini bukan disebabkan nelayan sedang menjalankan ibadah puasa. Namun adanya gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir yang menjadi penyebabnya.

"Biasanya bulan puasa tetap melaut tapi tahun ini agak dikurangi. Tidak bisa jauh dari pantai karena gelombang tinggi bisa bahaya,"kata Heru, 38, seorang nelayan kepada Gudang Tutorial di Pantai Tanjung Penghujan, Jum'at (27/7).

Ia melanjutkan tidak ada kendala nelayan mencari ikan selama bulan ramadan. Aktivitas melaut hanya terganggu apabila terjadi gelombang tinggi. Selain berbahaya bagi keselamatan, perahu akan cenderung lebih boros BBM apabila dipergunakan melaut saat gelombang tinggi.

Nelayan Senja--Seorang anak sedang memperhatikan nelayan di Desa Keraya, Kecamatan Kumai sedang mengangkat pukat (jaring penjebak ikan). Para nelayan tidak melaut selama Bulan Ramadan karena bertepatan dengan musim gelombang tinggi yang melanda pesisir selatan Pulau Kalimantan
  
Aktivitas melaut, lanjut dia, dilakukan tidak lebih dari lima kilometer dari bibir pantai. Ia tidak mematok target tangkapan selama bulan suci ramadan. Apabila sudah mendapatkan keuntungan dari selisih dari penjualan ikan dengan pembelian BBM, ia langsung pulang menjual hasil tangkapannya.

Sebelumnya, Widiyarno seorang pengrajin tahu tempe di Pangkalan Bun, keberadaan ikan di pasaran sangat berpengaruh pada penjualan tahu tempe hasil olahan pabriknya. Setiap hari ia mengolah 1,2 ton kedelai untuk tahu dan 4 kuintal untuk tempe. Target pengolahan akan dikurangi apabila ikan laut membanjiri pasar. "Biasanya dalam sebulan itu pasti ada hari-hari tertentu yang ikan banyak di pasar. Saat itu produksi harus dikurangi, sebaliknya kalau ikan langka tahu tempe akan laku."

 


EmoticonEmoticon

Popular Post