Hobi mengamati burung <>birdwatching<> di alam bebas ternyata sudah merambah ke Pangkalan Bun. Sebenarnya kegiatan ini bukan fenomena baru di Indonesia. Di beberapa kota di Jawa, kegiatan pengamatan burung ini telah diminati banyak kalangan. Kegiatan ini menggabungkan aspek olahraga, daya nalar, kemampuan analisis ilmiah, dan kepuasan jiwa.
"Burung merupakan indikator lingkungan yang paling mudah ditemui karena persebarannya yang luas dari dataran rendah sampai dataran tinggi,"kata Arif Nugroho, seorang pengamat burung yang saat ini menjabat Manajer Riset di Orangutan Foundation-United Kingdom (OF-UK) yang ditemui <>Borneonews<> di kantornya kemarin. Arif menjalani hobi ini sejak masa kuliah dan terbawa sampai saat ini. Hobi mengamati burung cukup mudah, murah meriah, dan untuk semua kalangan.
seorang pengamat burung sedang mengambil gambar spesies temuannya
"Biasanya kita membawa binokuler, alat tulis, buku catatan dan buku panduan jenis-jenis burung,"kata Bernardius Setiawan, seorang dokter hewan yang menjadi salah satu anggota komunitas Birdwatching di Pangkalan Bun. Ada beberapa peralatan standar namun bisa juga dilakukan tanpa peralatan samasekali yakni cukup mencatat nama daerah dari jenis-jenis burung yang ditemui dengan mata telanjang. "Untuk buku panduan yang biasa dipakai oleh birdwatcher adalah buku burung-burung di jawa bali kalimantan karangan John MacKinnon,"tambahnya.Pengembangan dari kegiatan ini, biasanya akan muncul sebuah komunitas baru yang peduli dengan lingkungan. Komunitas pengamat burung yang sudah eksis antara lain Semarang Bird Community (SBC), Kutilang Indonesia Birdwatching Club (KIBC) Yogyakarta, Kelompok Studi Burung Liar (KSBL) Pecuk Surabaya, Bird Conservation Society (Bicons) Bandung dan masih banyak lagi yang lain. Birdwatching juga sudah meningkat menjadi sebuah konsep ekowisata. Kegiatan yang dilakukan berupa lomba pengamatan burung yang lazim disebut <>birdrace<>. Konsep lomba ini peserta menjelajah area melalui track atau jalur pengamatan yang telah ditentukan, mengidentifikasi burung sepanjang jalur track dengan data pendukung berupa foto.
kegiatan ini melibatkan dinas pariwisata, taman nasional dan sponsor pihak ketiga. Lomba ini berdampak positif ke pemda karena masuknya pendapatan daerah, juga ke pihak ketiga sebagai implementasi dari tanggungjawab sosial perusahaan. Tercatat beberapa kali event besar yang pernah dilakukan antara lain Ujung Pangkah Water Birdwatching Race (2008), Surabaya Waterbird Watching Race (2010), Baluran-Britama Birdrace (2010), dan yang terbaru 2nd Annual Baluran-PLN Birding Competition (2011). Setiap diadakan lomba pengamatan burung, komunitas pengamat burung banyak berdatangan dari Jawa, Sumatra dan Nusa Tenggara. Di ketiga pulau inilah kegiatan ekowisata birdrace sudah menjadi agenda tahunan.
Posisi Pangkalan Bun sangat strategis untuk mengadakan event birdrace. Keberadaan Taman Nasional Tanjung Puting yang sudah tidak asing bagi pengamat burung, kunjungan wisatawan yang cukup banyak tiap tahunnya, dan dukungan dunia usaha yang ada di seputar Pangkalan Bun. Hal ini bisa mendongkrak pendapatan dari sektor pariwisata di Kotawaringan Barat (Kobar) jika dilakukan pada saat yang tepat. "Semoga saja komunitas Birdwatching Pangkalan Bun ini bisa berkembang, terutama harapan saya, anak-anak SMA bisa bergabung,"kata Arif. (CR-32)
1 comments so far
gw pngen jd fotografer gan, tp gw gda sharing partner..
EmoticonEmoticon