Sunday, March 7, 2010

Pesan Buat Orang Kaya di Republik Ruwet Ini


Setelah berkutat dengan pekerjaan di daerah yang sangat sulit untuk mengakses internet secara nyaman (iso akses tapi dari HP Cak, jan sengsoro), akhirnya saya bisa kembali mengisi blog ini. Banyak juga isu yang terlewatkan (sik tak eling-eling disik) antara lain perseteruan Luna Maya dengan infotainment (bedane wartawan karo infotainment ki, nek wartawan diomongi maaf Mbak A masih berenang tunggu sebentar ya, maka dia akan menunggu di pos satpam, kalau infotainment enteni satpam lengah, menek pager dan langsung njepretke kamera ke arah kolam renang dimana Mbak A lagi berenang bersama teman prianya ha3x jelas kan bedane?), Pansus Century, Antasari yang dituntut mati, sampai Bonek yang makin beringas (masyarakat juga tidak kalah ganas Cak, ana sing melempari keretane bonek, ana sing sengaja menyediakan nasi bungkus beracun biar dijarah bonek, dll pokok e kabeh wong wis nekad).


Untunglah saya mau refreshing tidak mau menulis yang berat-berat. Kali ini saya ingin berandai-andai. Seandainya saya punya uang 2 milyar saja (nggak perlua akeh-akeh Cak, ratusan milyar seperti kasus Anggodo atau bahkan trilyunan seperti kasus Century) maka saya akan bisa mensejahterakan Desa saya nun jauh di puncak Gunung Lawu sana dengan program yang berkesinambungan.


Pertama saya akan membaginya menjadi dua tabungan, pertama 1.5 Milyar saya masukkan deposito dan 500 juta saya masukkan ke tabungan biasa. Tabungan deposito pilih yang bunganya bisa diambil per bulan dengan mengalirkannya ke rekening tabungan biasa tadi. Nah, mari berhitung. Kita ambil bunga rata-rata yang saat ini berlaku. Untuk deposito 5.75 % jadi dalam satu tahun uang kita akan mendapatkan bunga Rp. 86.250.000,- sama dengan Rp. 7.187.500,-/bulan. Oke, kita simpan dulu.


Selanjutnya tabungan yang 500 juta bunganya 3% jadi dalam satu tahun kita akan mendapatkan bunga Rp. 15.000.000,- sama dengan Rp. 1.250.000,-/bulan. Jika bungan tersebut ditambahkan maka kita akan mendapatkan uang gratis alias cuma-cuma sejumlah Rp. 8.437.500,-/bulan. Apa yang bisa kita perbuat dengan uang tersebut? (urusan bunga Bank haram ojo protes disik!) Intinya ini panduan berbuat baik untuk orang yang sangat amat pelit bin medit. Beramal tapi uang tidak mau harta berkurang tapi malah bertambah, beramal tapi tidak mau rugi malah untung, beramal tidak mau sembunyi-sembunyi malah pengen kelihatan. Nah ini jalannya. Ayo dibaca terus, jangan ketawa ketiwi aja!


Program pertama kita adalah membeli ternak sapi bakalan (kelihatan banget kalau sarjana sapi, tiap semester Bapak jual sapi soal e Cak he3x) seharga Rp. 4.000.000,- untuk target penggemukan selama 9 bulan. Atur jadwalnya supaya pas Idul Adha jadi target harga jual bisa Rp. 10.000.000,-. Program ini disebut program ‘tahu sama tahu’ (elek banget yo Cak jenenge? Ora urusan ora urunan ora duwe duit sing penting mensejahterakan warga desa ha3x). Artinya si petani tahu harga beli dari sapi tersebut (carane pas tuku petanine diajak). Nanti pada saat jatuh tempo target harga 10 juta tercapai berarti yang dibagi dua 6 juta antara kita dan si petani. Oke cukup disini, sudah mengerti? Jika bingung celananya dibalik.


Kita masih punya sisa uang Rp. 4.437.500,- mari kita laksanakan program kedua kita, yakni Kambing Peranakan Etawa (PE). Untuk kambingnya kita anggarkan 2,5 juta. Asumsinya untuk dua ekor kambing jantan dan betina. Sisa dananya untuk perawatan. Kambing PE biasanya 8 bulan sudah beranak. Anaknya selalu dua ekor dalam satu periode lahir. Jadi gampang membaginya, satu untuk kita pemodal dan satunya untuk petani.


Nah cukup dua itu saja kalau berjalan dari bulan ke bulan, tidak usah disuruh kalau sampeyan ingin menjadi Bupati atau Caleg tidak usah kampanye. Apapun partainya anda pasti menang (partai jadi tidak penting yo Cak? Gak penting dapurmu! Sing bener gak kanggo he3x). Anda tinggal milih partai sebagai kendaraan saja, wong massanya jelas kok? Kelompok-kelompok tani yang anda bikin tadi.


Namun jika anda legowo tetap ingin hidup bersahaja sebagai pengusaha penolong petani ya lanjutkan saja, itu malah lebih bagus. Tanpa diangkat menjadi Bupati anda sudah Bupati, tanpa diangkat menjadi wakil rakyat anda sudah mewakili rakyat. Lho lak penak to? Jadi goblok po pinter orang-orang yang melakukan serangan fajar, membagi amplop, membagi sembako yang semuanya tidak bisa diukur dengan jelas parameter keberhasilannya (wahahaha lha yo maqomme lagi sak mono Cak kadang direwangi edan barang nek rak dadi). Uraian di atas menunjukkan betapa mudahnya jika semuanya dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. Jika untuk kampanye beneran yang kita uraikan lebih panjang, dana cukup 5 M saja balik 10 M dalam waktu 3-4 tahun (ben podho mumet Cak, kampanye biasane membuang uang eh yang ini malah uangnya bertambah he3x). Metode ini sangat aman, toh kalau tidak jadi pun (meski kemungkinannya teramat kecil) anda sudah punya banyak unit usaha yang membawa masyarakat banyak, anda tetap dikenal sebagai seorang yang luar biasa.



Popular Post