Tuesday, July 31, 2012

Kunjungan Wisman Melonjak, Pemandu Wisata Panen Raya

KUNJUNGAN wisatawan mancanegara (wisman) ke salah satu destinasi wisata Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengalami lonjakan luar biasa selama satu minggu terakhir.

"Kunjungan wisatawan mengalami lonjakan, pemandu panen raya ini. Kelotok wisata yang ada telah habis disewa dan kita sampai kekurangan pemandu,"kata Yomie Kamale, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kobar yang dihubungi Gudang Tutorial via sambungan telepon, Sabtu (14/7).

Orangutan--Seekor orangutan tampak bergelayutan di hutan Taman Nasional Tanjung Puting Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Meski banyak tempat lain yang menawarkan wisata alam berbasis orangutan, Tanjung Puting tetap menjadi pilihan utama karena sangat mudah di akses dari Jakarta.
 
Ia melanjutkan saat ini  pemandu yang terdaftar di HPI sejumlah 70 orang. Dari keseluruhan anggota, terdapat 55 orang yang masih aktif sebagai pemandu. Sedangkan sisanya telah sukses menjadi pemilik biro wisata dan agen perjalanan. Tarif normal seorang pemandu apabila mendapat order dari agen wisata sebesar Rp150 ribu per hari. Sedangkan pemandu yang langsung berhubungan dengan wisman bisa mendapatkan Rp250 ribu per hari bahkan lebih tergantung kesepakatan dengan wisman yang bersangkutan. "Penghasilan mereka paling minim empat juta setengah bulan ini, bisa lebih jika ditambah tip dari tamu (wisman)."

Untuk kelotok wisata, lanjut dia, terdapat 45 kelotok wisata yang beroperasi. Meskipun jumlah itu tergolong banyak namun tetap tidak mencukupi kebutuhan wisman pada saat high season seperti saat ini. Pasalnya, wisman lebih suka menyewa satu kelotok khusus bagi dia dan keluarga atau pasangannya. Untuk menarik wisman tinggal lebih lama di kelotoknya, pemilik kelotok menerapkan tarif yang unik. Harga sewa kelotok untuk satu hari berkisar antara Rp1,1 juta sampai Rp2 juta. Jika wisman menyewa dua hari, harga turun pada kisaran Rp650 ribu sampai Rp950 ribu. Paling murah, jika menyewa langsung untuk tiga hari. Wisman hanya dikenakan tarif antara Rp600 ribu sampai dengan Rp850 ribu.

Dihubungi terpisah, Ancis seorang pemandu wisata, ia mampu mengumpulkan Rp9 juta rupiah pada bulan-bulan seperti ini. Selain gaji memandu, mereka mendapatkan tip dari wisman. Meski begitu, pemandu kadang terkendala dengan pihak agen wisata yang hanya memilih pemandu tertentu. "Ya harapan saya sih, ada pemerataan sehingga semua pemandu bisa mendapatkan kesempatan yang sama,"tukas dia.                   
   
 

Monday, July 30, 2012

Masuk Bulan Ramadan Volume Pemasukan Sapi Justru Turun

MENJELANG datangnya bulan suci ramadan, volume distribusi lalu lintas hasil ternak di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terutama sapi justru menurun. Jumlah sapi yang masuk ke pada Bulan Juni sejumlah 228 ekor. Padahal, bulan sebelumnya sejumlah 320 ekor dan pada Bulan April sejumlah 609 ekor.

"Untuk stok sapi masih ada kelebihan dari stok tiga bulan yang lalu, sehingga permintaan stok untuk Bulan Juni menurun,"kata Lilis Maslikah, Kepala Seksi (Kasi) Kasi Kesehatan Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Kobar yang ditemui Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Rabu (24/7).

Daging Sapi--Seorang pedagang daging tampak menunggui lapaknya. Awal Bulan Ramadan stok daging di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) justru menurun. Hal ini disebabkan karena berlebihnya stok tiga bulan sebelumnya.
 
Ia melanjutkan stok hasil ternak yang masuk ke Kobar tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri namun juga mensuplai daerah lain yakni Kabupaten Ketapang, Kalbar. Ternak sapi dan kambing didatangkan dari Pulau Madura sedangkan day old chick (DOC) dari Banjarmasin dan telur dari Jawa.

Menurut Lilis, proses masuknya lalu lintas hasil ternak telah diseleksi dengan ketat oleh Distanak Kobar. Pihaknya memastikan bahwa hasil ternak yang masuk ke Kobar dalam keadaan sehat dan layak konsumsi. "Tugas kami hanya memastikan kualitas dari hasil ternak itu layak konsumsi. Untuk harga itu kewenangan ada di Disperindag."

Dihubungi terpisah, Junai seorang pedagang sayur keliling, ia tidak berani membawa daging sapi untuk dijajakan. Pasalnya, harga beli di Pasar Indrasari sudah melambung tinggi sejak seminggu terakhir. "Harga di pasar berkisar antara Rp80-90 ribu, jadi sulit untuk menjual lagi secara eceran."

Bulan Ramadan Nelayan Kurangi Waktu Melaut

BULAN Ramadan tahun ini, nelayan di Pantai Tanjung Penghujan, Kecamatan Kumai mengurangi waktu melaut. Pengurangan aktivitas mencari ikan ini bukan disebabkan nelayan sedang menjalankan ibadah puasa. Namun adanya gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir yang menjadi penyebabnya.

"Biasanya bulan puasa tetap melaut tapi tahun ini agak dikurangi. Tidak bisa jauh dari pantai karena gelombang tinggi bisa bahaya,"kata Heru, 38, seorang nelayan kepada Gudang Tutorial di Pantai Tanjung Penghujan, Jum'at (27/7).

Ia melanjutkan tidak ada kendala nelayan mencari ikan selama bulan ramadan. Aktivitas melaut hanya terganggu apabila terjadi gelombang tinggi. Selain berbahaya bagi keselamatan, perahu akan cenderung lebih boros BBM apabila dipergunakan melaut saat gelombang tinggi.

Nelayan Senja--Seorang anak sedang memperhatikan nelayan di Desa Keraya, Kecamatan Kumai sedang mengangkat pukat (jaring penjebak ikan). Para nelayan tidak melaut selama Bulan Ramadan karena bertepatan dengan musim gelombang tinggi yang melanda pesisir selatan Pulau Kalimantan
  
Aktivitas melaut, lanjut dia, dilakukan tidak lebih dari lima kilometer dari bibir pantai. Ia tidak mematok target tangkapan selama bulan suci ramadan. Apabila sudah mendapatkan keuntungan dari selisih dari penjualan ikan dengan pembelian BBM, ia langsung pulang menjual hasil tangkapannya.

Sebelumnya, Widiyarno seorang pengrajin tahu tempe di Pangkalan Bun, keberadaan ikan di pasaran sangat berpengaruh pada penjualan tahu tempe hasil olahan pabriknya. Setiap hari ia mengolah 1,2 ton kedelai untuk tahu dan 4 kuintal untuk tempe. Target pengolahan akan dikurangi apabila ikan laut membanjiri pasar. "Biasanya dalam sebulan itu pasti ada hari-hari tertentu yang ikan banyak di pasar. Saat itu produksi harus dikurangi, sebaliknya kalau ikan langka tahu tempe akan laku."

 

Wednesday, July 25, 2012

Aku Bangga Menjadi Bangsa Tempe

SEJAK harga kedelai melambung tinggi, salah satu lauk pauk pokok Bangsa Indonesia yakni Tahu dan Tempe terancam eksistensinya. Betapa tidak, tahu tempe yang menjadi makanan sejuta umat tidak akan bisa lagi didapatkan dengan harga murah. Pasalnya, bahan baku pembuatan lauk pauk murah meriah ini sangat tergantung pada pasokan kedelai impor. Ditambah lagi, petani telah lama menghapus kedelai dari pranoto mongso (kalender tanam tahunan) mereka. 

Hal ini justru semakiin parah dengan langkah yang diambil pemerintah telah melepaskan kedelai sesuai mekanisme pasar. Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak lagi menangani komoditas ini. Pemerintah seolah lupa bahwa satu diantara lauk pauk sejuta umat itu merupakan asli produk Indonesia yakni Tempe. Berbeda dengan Tahu yang telah dikenal di daratan China sejak 160 SM. Tempe merupakan produk asli Bangsa Indonesia. Nenek moyang bangsa ini telah menemukan salah satu makanan bergizi yang banyak digemari manusia di berbagai negara.

Tempe dibuat menggunakan 'ragi tempe' yang sejatinya merupakan senyawa jamur/kapang (Rhizopus), seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Pengrajin Tempe--Sejumlah pengrajin tahu tempe memutuskan untuk menghentikan produksi untuk sementara. Pasalnya, harga bahan baku kedelai melambung tinggi beberapa hari terakhir. Pemerintah harus mengembalikan budaya menanam kedelai di kalangan petani.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe yang masam ini (tempe bosok:Jw) masih bisa dimanfaatkan antara lain untuk campuran sayur lodeh, sambal tempe bosok, dll.

Tempe juga merupakan salah satu makanan rakyat yang bisa dijangkau kalangan paling bawah sekalipun. Apa kata dunia? tempe terancam menjadi makanan mewah hanya karena kesalahan para pemimpin bangsa ini. Di era 80-an, petani di Pulau Jawa justru merasakan panen yang sebenarnya pascapanen padi. Apa sebab? setelah panen padi mereka akan segera mengeringkan sawahnya. Dibuat guludan-guludan untuk menanam kedelai. Hal itu juga dilakukan pasangan petani asal Ngawi Jawa Timur bernama Atmodiwirjo (Alm) dan Tukinem (Almh). Beliau adalah kakek dan nenek saya (semoga Allah memberikan tempat yang mulia di sisinya amiin).

Masih jelas di ingatan saya, bagaimana mereka mendudukkan saya di lincak bambu menonton kedua orangtua saya menjemur kedelai hasil panen kami. Kemudian mereka memukul tumpukan kedelai kering untuk merontokkannya buah dari balutan polongnya. Tahun demi tahun berlalu, akhirnya mereka tidak menanam kedelai lagi. Saat saya menanyakan penyebabnya, mereka menjelaskan sesuai kapasitas otak anak berumur lima tahun. Batara Kala melarang semua orang menanam kedelai, bisa kena pagebluk (wabah). Beruntung saya tidak sebodoh itu, saya melihat laporan khusus di TVRI yang merupakan chanel satu-satunya kala itu.

Memang benar, Batara Kala (Sang Waktu) telah menurunkan pagebluk bagi petani kedelai. Dia menggilas kedelai rakyat menggantikannya dengan kedelai impor yang rasanya langu dan sangat tidak enak. Sebaliknya, kedelai asli yang lahir dari rahim ibu pertiwi Jawa Dwipa yang gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem kartoraharjo dicaci maki sebagai kedelai yang buahnya kecil-kecil, tidak enak, sukar diolah dll. Namun, duapuluh tujuh tahun kemudian salah seorang wartawan dan penulis yang terkenal sebagai pembawa acara wisata kulinere @PakBondan mereply twitter saya bahwa justru kedelai Indonesia merupakan kedelai paling enak di dunia.

Jadi, saya tetap bangga menjadi Bangsa Tempe! bangsa yang menciptakan makanan yang enak, murah meriah dan bergizi tinggi. 

11 Desa Siaga Kobar telah Memiliki Ambulan Desa


SEBANYAK 11 desa di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) telah memiliki sarana transportasi kesehatan mandiri berupa ambulan desa. Hal ini merupakan salah satu wujud nyata dari program pengembangan desa dan kelurahan siaga.

"Saat ini jumlah desa siaga aktif di Kobar mencapai 47% dari target 80% yang harus dicapai pada tahun 2015,"kata Arif Susanto, Kepala Bidang (Kabid) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PSDMK)/Pengelola Program Promosi Kesehatan yang ditemui Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Senin (23/7).

Ia melanjutkan pengembangan desa siaga di Kobar merupakan salah satu program yang dinilai sukses di tingkat Provinsi Kalteng. Pasalnya, terdapat 45 desa siaga aktif dari 84 desa/kelurahan yang ada. Bahkan 11 desa diantaranya telah memiliki ambulan secara mandiri antara lain Desa Makarti Jaya, Melawen, Pangkalan Tiga, Pangkalan Dewa, Purbasari, Tanjung Trantang, Lada Mandala Jaya, Bumiharjo, Sumber Agung dan Kumpai Batu Bawah.
Ambulan Desa--Salah satu wujud dari keterlibatan masyarakat dalam menyukseskan program Desa Siaga adalah pengadaan ambulan desa. Terdapat 11 Desa di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang telah memiliki ambulan desa. Jumlah desa siaga di Kobar saat ini mencapai 47% dan ditargetkan 80% pada tahun 2015.

Menurut Arif, keberhasilan ini merupakan buah dari kepedulian masyarakat secara kolektif memperbaiki kualitas kesehatan di lingkungannya. Munculnya ambulan desa ini berawal dari rembug desa yang merupakan forum masyarakat untuk melakukan survey ke dalam (survey mawas diri). Hasilnya, masyarakat mempunyai kesimpulan bahwa perlu adanya sarana transportasi kesehatan untuk kondisi tanggap darurat. Pasalnya, jumlah ambulan dari pemerintah jumlahnya terbatas dan tidak bisa diharapkan untuk melayani seluruh warga satu kecamatan.

Ambulan desa, lanjut dia, tidak harus ada secara fisik tetapi setiap desa harus memiliki sistem ambulan desa. Artinya, ambulan tidak harus standar seperti ambulan puskesmas. Masyarakat bisa menunjuk mobil milik salah satu warga yang disepakati bersama dijadikan kendaraan operasional desa siaga. "Penggunaan ambulan ini juga harus diatur, sebaiknya ambulan khusus dipergunakan sebagai alat transportasi kesehatan dan bukan mobil jenazah. Masyarakat umumnya takut menggunakan mobil yang pernah dipakai untuk mengangkut jenazah,"terang dia.

 

Perusahaan Dihimbau Tertib Bayar THR

DINAS Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menghimbau kepada seluruh perusahaan yang beroperasi di wilayahnya agar menyiapkan dana untuk tunjangan hari raya (THR).

"Meskipun saat ini baru awal bulan ramadan, alangkah baiknya perusahaan sudah mulai mempersiapkan mulai saat ini karena THR harus sudah diserahkan pada H-7,"kata Kepala Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Pengawasan di Disnakertrans Kobar, Nining Agustina yang ditemui Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Senin (23/7).

Ia melanjutkan perusahaan harus memenuhi kewajiban pemberian THR kepada karyawan sesuai dengan dalam Permenakertrans Nomor PER.04/MEN/1994 tentang Tunjungan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan. Dinas akan memantau pemberian THR kepada karyawan sehingga bisa memberikan ketenangan dalam bekerja.

Bagi perusahaan, lanjut dia, diwajibkan memberikan laporan kegiatan pemberian THR kepada disnakertrans. Laporan itu akan dijadikan acuan dinaskertrans dalam pendataan. Sehingga dinas mudah mengidentifikasi perusahaan yang sudah dan belum membayar THR.

Buruh Wanita--Tiga orang buruh wanita yang bekerja di salah satu perusahaan kelapa sawit. Perusahaan diharapkan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) pada H-7. Pemberian THR merupakan kewajiban perusahaan yang pelaksanaannya wajib diawasi semua pihak.

Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kobar Husni Taufik, menegaskan bahwa pemberian THR kepada karyawan hukumnya wajib bagi perusahaan. THR wajib diberikan kepada pekerja yang masa kerjanya 12 bulan secara terus-menerus atau lebih dengan tunjangan minimal sebesar satu bulan upah. Sedangkan, pekerja yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan akan mendapatkan tunjangan yang dihitung secara proporsional. Artinya, tunjangan yang diperoleh berdasarkan perhitungan masa kerja yang sedang berjalan dibagi 12 bulan dikali satu bulan upah.

Khusus untuk sektor perkebunan kelapa sawit, lanjut dia, harus membayarkan THR lebih awal yakni H-10. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, THR harus disertai dengan pertimbangan jadwal keberangkatan kapal yang merupakan sarana transportasi karyawan yang akan mudik. "Kita sudah buat posko pengaduan, THR ada dasarnya dan ada juga sanksinya. Karyawan silahkan mengadu bisa ke dinas atau langsung melalui kita."

APP Gelar Pelatihan Penyelamatan Orangutan

SEBAGAI bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Asian Pulp Paper (APP) menggandeng Orangutan Foundation International (OFI) Pangkalan Bun menggelar pelatihan penyelamatan orangutan dengan tema "Zero Tolerance Policy on Harming Endangered Animals" di Ruang Mahakam, Hotel Swiss Bellin Pangkalan Bun, Rabu (24/7). APP merupakan salah satu group perusahaan di bawah naungan Sinar Mas yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Kami menggelar training ini karena konsesi (areal kerja) kami berbatasan dengan kawasan-kawasan yang menjadi habitat orangutan,"ujar Stakeholder Engagement Indonesia APP Group, Andy Hermanto yang ditemui Gudang Tutorial di sela-sela pelatihan.

Ia melanjutkan peserta yang hadir pada pelatihan ini merupakan manager dari dua perusahaan HTI PT Surya Hutani Jaya (SRH) dan PT Sumalindo Lestari Jaya (SLJ). Kedua perusahaan ini mempunyai konsesi di Provinsi Kaltim. Pelatihan ini bertujuan memberi pengetahuan kepada peserta mengenai langkah-langkah yang harus diambil ketika bertemu dengan orangutan di lapangan. Pihaknya memilih lokasi pelatihan di Pangkalan Bun, Kalteng karena peserta bisa langsung melihat dan berinteraksi dengan Orangutan di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP)

Sampaikan Materi--Kepala BKSDA SKW II Kalteng Hartono menyampaikan materi mengenai peraturan terkait penanganan satwa liar di Indonesia. Pihaknya mengharapkan keterlibatan aktif sektor swasta dalam pelestarian satwa liar sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap lingkungan.

Sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan, pihaknya telah mewajibkan setiap perusahaan yang bernaung di bawah APP Group untuk menyediakan 10% dari konsesinya untuk kawasan konservasi. Selain itu, APP juga konsen dalam penerapan aturan mengenai sempadan sungai.  Salah satunya, PT SRH yang menerapkan aturan sempadan sungai yang sebelumnya hanya 50 meter ditambah menjadi 500 meter kiri kanan sepanjang aliran sungai. Terdapat banyak sungai yang melintasi konsesi PT SRH yang bermuara pada Sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar di Kaltim.

Hutan ini, lanjut dia, menjadi koridor bagi satwa untuk bergerak ke hutan Taman Nasional Kutai. Sehingga setiap satwa terutama orangutan yang ditemukan di konsesi APP akan digiring menuju koridor yang bisa langsung menjadi habitat hidup mereka.

Ditemui di tempat yang sama, Training Specialist OFI Edy Hendras Wahyono, pelatihan ini bertujuan memberikan gambaran satwa liar secara proporsional. Imbasnya, ada kesepahaman bahwa satwa liar bukan merupakan hama bagi perusahan. Selain itu, peserta akan dibekali kemampuan teknis. Sehingga masyarakat (perusahaan) bisa mengambil tindakan yang tepat apabila bertemu dengan satwa liar di lapangan. "Satwa liar itu tidak boleh diburu, ditangkap dan disiksa apalagi dibunuh. Masyarakat bisa berkoordinasi dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) setempat."

Sementara itu, Kepala BKSDA SKW II Kalteng Hartono, pihaknya menyambut baik keterlibatan APP dalam pelestarian orangutan. Pihaknya mengharapkan lebih banyak lagi perusahaan yang terlibat dalam pelestarian satwa liar yang dilindungi. "Ini bukan kerjasama yang pertama bagi saya, di tempat tugas sebelumnya di Sumsel saya telah bekerjasama dengan APP dalam kegiatan pelepasliaran harimau sumatra." 

Friday, July 20, 2012

Hutan dibakar, Orangutan di Tumbang Koling Kritis

KEBAKARAN hutan yang terjadi di Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) harus segera diatasi. Pasalnya, hutan tersebut menjadi habitat berbagai jenis satwa liar seperti orangutan, beruang, owa, kukang dan tupai terbang. Tercatat ada 11 jenis mamalia langka dan 34 jenis burung khas kalimantan yang terancam musnah jika kebakaran tidak dapat dipadamkan dalam waktu dekat.

"Kebakaran sudah terjadi dua hari ini dan kami telah melaporkan kepada BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Pangkalan Bun,"kata Hardi Baktiantoro, Direktur Centre for Orangutan Protection (COP) kepada Borneonews melalui sambungan telepon, Sabtu (7/7).

Ia melanjutkan COP telah melakukan pendampingan masyarakat setempat untuk mempertahankan hutan tersebut selama lima tahun terakhir. Ironisnya, terjadi perbedaan persepsi antara BKSDA dengan pemerintah setempat. Menurut BKSDA, hutan tersebut masuk kawasan Hutan Produksi yang bisa dikonversi (HPK). Sedangkan versi Pemkab Kotim status kawasan tersebut adalah Areal Penggunaan Lain (APL).

Pihaknya mendirikan Kamp Pembela Hutan (Forest Defender Camp) untuk mempertahankan hutan dari ekspansi perkebunan kelapa sawit di sekitarnya. Bukan rahasia lagi, saat ini hutan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi tersebut sedang diperebutkan oleh beberapa perusahaan kelapa sawit. Padahal Gubernur Kalteng telah menginstruksikan perusahaan untuk menghentikan ekspansinya dengan menetapkan kawasan tersebut sebagai status quo.

Meski begitu, kata dia, beberapa hari terakhir terjadi kebakaran hebat di hutan tersebut. Pada Kamis (4/7), tim APE Defender dari COP yang mencoba mendekati lokasi kebakaran diusir oleh sekelompok orang tidak dikenal dan melarang mendokumentasikan kejadian. Pihaknya sangat menyesalkan tindakan oknum-oknum tersebut. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap orang yang melakukan pembakaran lahan dapat dipidana dengan pidana penjara paling singkat tiga tahun dan denda paling sedikit Rp3 miliar. "Oknum yang mengusir kami bukan anggota masyarakat, kami hafal betul. COP mendesak Kementerian Kehutanan untuk mengusut kejahatan ini."

Dihubungi terpisah, Kepala Kepala BKSDA SKW II Kalteng Hartono, pihaknya telah mengirimkan Brigade Pengendalian Kebakaran hutan (Brigdalkarhut) Manggala Agni ke lokasi dan api sudah dapat dikendalikan. Ia mengaku sempat dihadang beberapa oknum yang mengaku sebagai pemilik lahan tersebut. "Saat kami masuk memang dihadang masyarakat kemudian kami menjelaskan bahwa kami dari manggala agni. Kami juga berharap pihak COP berkoordinasi sebelum mengirim rilis kemana-mana, koordinat yang diberikan melenceng jauh sehingga menyulitkan kami,"tukas dia. (CR-32)

Sumber: Borneo News

Tuesday, July 17, 2012

Sekber REDD+ Kalteng Gelar Pelatihan Penanggulangan Kebakaran

KEBAKARAN merupakan salah satu ancaman bagi hutan dan lahan gambut di Kalteng. sebagai penangkap dan penyimpan karbon terbaik, hutan gambut harus dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, Sekretariat Bersama (Sekber) REDD+ memperkuat kapasitas masyarakat Kalteng untuk menanggulangi ancaman tersebut melalui kegiatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan gambut berbasis masyarakat (Community Based Forest Fire Management (CBFFM).

"Pekan ini, kami memberikan pelatihan kepada komunitas di lima kabupaten/kota di Kalteng,"kata Emanuel Migo, Communications and Stakeholder Engagement Officer REDD Indonesia yang dihubungi Gudang Tutorial via sambungan telepon, Senin (17/7).

Ia melanjutkan pelatihan ini ditujukan kepada kabupaten/kota yang me dinilai paling rawan kebakaran berdasarkan analisa time series dari Manggala Agni Palangka Raya dalam 12 tahun terakhir. Berdasarkan data hingga awal Juli 2012 Manggala Agni Palangkaraya mendata terdapat lima kabupaten/kota yang rawan kebakaran hutan antara lain Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawringin Timur, Katingan, Pulang Pisau dan Kapuas. Sebelumnya, Sekber REDD+ Kalteng telah melatih pegawai dinas dari lima kabupaten/kota tersebut dalam  penanggulangan  kebakaran  hutan  dan lahan gambut. Saat ini, giliran perwakilan masyarakat dari 5 kabupaten yang sama mendapatkan  pelatihan  sebagai  anggota Tim Serbu Api (TSA) di Kabupaten Pulang Pisau mulai Jumat (13/7) sampai dengan Senin (16/7).

Training--Perwakilan masyarakat dari lima kabupaten sedang mengikuti pelatihan dari Sekber REDD+ Kalteng di Kabupaten Pulang Pisau sejak Jumat (13/7).

Pelatihan dari  Sekber REDD+  Kalteng  ini, lanjut dia, mendapat  sambutan  dan  dukungan  dari Gubernur  Kalteng, Agustin Teras Narang. Harapannya, pascapelatihan daerah tersebut bisa membentuk Tim Serbu Api (TSA) dengan melibatkan masyarakat pada tingkat desa. Gubernur dalam sambutannya mengingatkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci dalam penanggulangan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, setiap upaya memperkuat kemampuan masyarakat tersebut patut didukung semua pihak.

Dihubungi terpisah, Kepala Sekber REDD+ Kalteng Mursid Marsono, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan KOMDA REDD+ Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Satgas REDD+ dalam rangka mengurangi emisi dari deforestasi (kerusakan hutan) dan degradasi fungsi hutan. Digelarnya pelatihan ini merupakan wujud dari komitmen untuk mendukung perwujudan Provinsi Kalimantan Tengah sebagai  provinsi percontohan REDD+ di Indonesia. “Pada  akhirnya REDD+ dan  semua  program konservasi lingkungan lainnya harus membawa manfaat bagi masyarakat Kalteng sendiri,” tandas Mursid Marsono. (KS)

Thursday, July 12, 2012

Bayi Lahir Normal wajib Mendapatkan ASI Eksklusif


SETIAP bayi yang lahir normal harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sejak dia lahir sampai dengan usia enam bulan. Semua pihak didorong untuk mendahulukan ASI ketimbang susu formula.

"ASI itu penting karena mengandung unsur-unsur kekebalan yang tidak dimiliki susu formula,"kata Mamad Syahruni, Kepala Seksi (Kasi) Layanan Kesehatan Khusus, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar yang ditemui Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Senin (9/7). 

 ASI EKSKLUSIF--Peraturan Pemerintah (PP) No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Dalam peraturan ini dengan tegas disebutkan ibu yang melahirkan harus menolak pemberian susu formula ataupun produk bayi lainnya

Ia melanjutkan pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Dalam peraturan ini dengan tegas disebutkan ibu yang melahirkan harus menolak pemberian susu formula ataupun produk bayi lainnya. Pasalnya, pemberian produk-produk tersebut bisa menghambat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Selain itu, bagi produsen, pemerintah juga melarang pemberian contoh produk cuma-cuma, penawaran atau penjualan langsung ke rumah, pemberian potongan harga dan pengiklanan susu formula bayi di media massa.

Menurut Mamad, peraturan ini juga berlaku bagi tenaga kesehatan dan rumah sakit. Tenaga kesehatan dan rumah sakit dilarang untuk memberikan susu formula kepada bayi yang lahir normal. Dalam rangka menyukseskan keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif, perlu dukungan berbagai pihak mulai dari Pemerintah, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, masyarakat dan keluarga terdekat ibu.

Ia menyadari banyak ibu yang baru melahirkan mengalami kesulitan menyusui bayinya. Keluarga diharapkan memberikan semangat dan mendorong si ibu untuk bisa menyusui bayinya. Ibu tidak perlu khawatir mengenai kondisi ASI dan bayinya. Banyak persepsi salah di masyarakat bahwa ASI bisa basi dan bayi akan mengalami kelaparan jika tidak segera diberikan susu. Faktanya, ASI masih mempunyai kualitas baik meskipun tersimpan selama dua hari. Begitu pula bayi yang masih mempunyai cadangan makanan yang cukup untuk dua hari pascakelahirannya. "Kadang-kadang si ibu sadar pentingnya pemberian ASI eksklusif tapi karena orangtua, mertua, suami kasihan melihat anaknya menangis maunya jalan pintas langsung diberi susu formula saja,"tegas dia. (KS)


Lapangan Tugu Kembali Terpilih Menjadi Lokasi Pasar Ramadan


 LAPANGAN Tugu yang berada di kompleks Istana Kuning kembali terpilih menjadi lokasi pasar ramadan 1433 H Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

"Hasil rapat memutuskan lapangan tugu kembali menjadi tempat penyelenggaraan pasar ramadan,"kata Syahrulsyah Kepala Bidang (Kabid) Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ditemui Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Rabu (11/7).

Ia melanjutkan rapat yang dihadiri perwakilan dari tokoh masyarakat, organisasi pemuda dan Pemkab Kobar sepakat memilih lapangan tugu sebagai lokasi pasar ramadan untuk keempat kalinya. Sebab lokasi lapangan tugu sangat strategis dibandingkan dengan lapangan termili atau perempatan mendawai. Pedagang optimistis bisa meraih keuntungan karena pasar mudah diakses.

 Istana Kuning--Lapangan Tugu yang berada di komplek situs sejarah Istana Kesultanan Kutaringin akan kembali terpilih sebagai lokai pasar ramadan Kabupaten Kotawaringin Barat untuk keempat kalinya. Lokasi ini dianggap strategis baik bagi pedagang maupun masyarakat yang membeli 
  
Menurut Syahrulsyah, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kelurahan Raja sebagai tuan rumah penyelenggara pasar ramadan. Kelurahan Raja melalui organisasi karang taruna akan membuat lapak-lapak yang akan disewakan kepada pedagang. Jumlah lapak yang dibuat tahun lalu sebanyak 60 lapak. Sedangkan tahun ini, pihak karang taruna Kelurahan Raja belum menentukan desain dan jumlahnya. Harga sewa lapak untuk tahun ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu yakni sebesar Rp400 ribu per lapak. Harga ini sudah diputuskan melalui kesepakatan bersama. Awalnya, harga yang ditawarkan sebesar Rp425 ribu per lapak.

Ia menegaskan harga itu sudah sangat murah apabila dihitung dari harga bahan baku kayu yang berlaku di pasaran. Karang taruna sebagai penanggungjawab pembuatan lapak tidak mengambil keuntungan dari lapak tersebut. Mereka hanya mendapatkan pemasukan dari jasa parkir, jaga malam dan suplai air bersih ke lokasi pasar. Sedangkan bagi pedagang, lanjut dia, pihaknya sudah mulai menerima pendaftaran hari ini. "Pedagang bisa mulai mendaftarkan diri hari ini (kemarin). Untuk posisi lapak akan kita undi dengan adil, tidak ada pedagang yang diistimewakan,"tukas dia. (KS)

Wednesday, July 11, 2012

Disdikpora Kobar Bantah Ada Manipulasi Data Atlet Sepakbola O2SN SD


KEPALA Seksi (Kasi) Olahraga, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Anang Pintarto, membantah adanya rumor mengenai manipulasi data atlet sepakbola Kobar yang berlaga dalam olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) SD tingkat nasional di Palembang, Sumsel.

"Kami tidak mungkin melakukan manipulasi data, pemain yang dikirim sudah sesuai dengan surat pemanggilan dari dinas (pendidikan) provinsi,"ujar Anang yang ditemui Gudang Tutorial di ruang kerjanya, Rabu (11/7).

Ia melanjutkan sebagai peraih medali emas cabang olahraga sepakbola dalam O2SN tingkat provinsi, Kobar memang berhak mewakili Kalteng berlaga di O2SN tingkat nasional. Meski begitu, tidak serta merta sekolah yang menjadi juara O2SN secara otomatis keseluruhan pemainnya menjadi anggota kesebelasan O2SN Kalteng. Pemain yang diberangkatkan ke Palembang berdasarkan nama-nama pemain yang dicantumkan dalam surat dari Disdik Provinsi Kalteng No. 421.2/1672/Dikdas/2012 tentang pemanggilan dan persyaratan atlet, Official O2SN ke tingkat nasional.

Tidak Terdaftar--Surat panggilan dari Dinas Pendidikan 
Provinsi Kalteng 
tidak mencantumkan nama keempat siswa yang diisukan diganti.
Penentuan susunan pemain bukan wewenang Disdikpora Kobar 
melainkan Disdik Provinsi Kalteng 

Dalam surat itu, lanjut dia, nama empat siswa yang dipermasalahkan yakni Adam Yogi Pratama, M Dandi Febrianur, Fanda Juliansyah dan Aryandi memang tidak tercantum dalam surat pemanggilan tersebut. Anang menegaskan penyaringan pemain O2SN sangat ketat antara lain harus melampirkan akta kelahiran dan raport asli. Sehingga praktis, apabila melakukan manipulasi akan mudah diketahui.

Sebelumnya, seusai laga final liga sepakbola divisi satu, Ketua PSSI Pengcab Kobar Ardiansyah, menyatakan pihaknya menerima laporan dari orang tua siswa bahwa terjadi perubahan dalam tim yang dikirim ke O2SN tingkat nasional. "Anak-anak yang semula menjadi pemain inti diganti dengan pemain lain. Hal itu tidak boleh dilakukan, bisa merusak sistem pembinaan,"tukas dia. (KS)

Sunday, July 8, 2012

KH. Anwar Zahid Bojonegoro: Da'i Unik Yang Merakyat

PERNAH dengar ceramahnya KH Anwar Zahid? Ada yang unik dari Da,i yang satu ini. Pokoknya beliau itu da'i kocak dengan gaya bahasa yang merakyat sekali. Penampilannya yang biasa saja, tidak ke-arab2-an. Dia benar-benar menganut falsafah Kanjeng Sunan Kalijaga, Berdakwah dengan bahasa yang sederhana sesuai dengan budaya masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya.

KH. Anwar Zahid
Da'i Sejuta Rakyat Jelata
 
Bahasanya yang ringan, mudah dicerna dan tidak banyak dalil sehingga memudahkan masyarakat memahami materi dakwahnya. Kyai ini memang menggunakan bahasa ala jawatimuran sesuai daerah dakwahnya yakni sebagian besar daerah pesisir utara Jawa Timur. Selain itu, Kyai asal Bojonegoro ini juga berdakwah di daerah-daerah sekitarnya yakni Ngawi, Madiun dan paling jauh di Banyuwangi. 

Sebagai wartawan, saya menyayangkan teman-teman media di Jawa Timur (terutama media elektronik) belum bisa memfasilitasi dakwah Kyai ini. Untuk bisa masuk dapur rekaman atau TV nasional memang masih sulit karena faktor bahasa. Meski begitu, media lokal Jatim seharusnya bisa memberikan fasilitas kepada dakwah Pak Kyai Anwar. 

Terbukti, dari beberapa situs di dunia maya terutama youtube dan beberapa blog yang meng-upload video atau audio berisi dakwah beliau selalu ramai dikunjungi. Di tengah dakwah aliran keras yang saling mencaci satu sama lain, ternyata ada dakwah yang sejuk di tengah rakyat jelata yang begitu antusias mendengarkan dakwah beliau.

Popular Post