Thursday, June 21, 2012

Jalinan Kehidupan Dalam Simpul Benang Sepatu


TERDAPAT lapak sederhana berjejer di gang masuk sebelah utara Pasar Indrasari, Kota Pangkalan Bun, Kalteng. Lapak itu sederhana saja. Sebuah kotak kayu dengan lebar 50 cm dan tingginya 70 cm. Di atasnya terdapat berbagai benda mulai dari gulungan benang, tumpukan tapak sepatu, tang dan jarum bergagang kayu. Kotak itu sekaligus berfungsi sebagai meja kerja. Sebuah terpal berwarna biru dipasang sebagai atap pelindung dari teriknya matahari.

Seorang laki-laki paruh baya tampak sedang duduk di kursi kayu di belakang meja. Kedua lututnya mengapit sebuah sepatu rusak dan jari-jarinya lincah menjahit, membuat simpul benang dan menariknya sehingga menjadi jalinan yang kuat.

"Sudah dua belas tahun saya menjadi tukang sol sepatu di Pangkalan Bun,"kata Farhan, salah seorang pemilik lapak yang merupakan tukang sol paling awal di Kobar. Pria kelahiran Sukoharjo ini mengaku telah lama menggeluti pekerjaan ini. Sebelumnya, ia mangkal di komplek Pasar Indra Kencana. Kala itu, Pangkalan Bun hanyalah kota kecil. Sebagian jalanan belum di aspal. Termasuk jalan di depan lapaknya, masih berupa jalan tanah berdebu kala itu.
Farhan kemudian pindah ke Pasar Indrasari, lokasi yang kini ia tempati. 



 Sutrisno, salah satu tukang sol di deretan 
Gang Pasar Indrasari Pangkalan Bun, 
sedang bekerja ditunggui pelanggan setianya

Ia mengakui hasil dari jasa menjahit sepatu tidak seberapa. Ia mendapatkan hasil lebih tatkala ada penggantian tapak sepatu yang rusak. Pasalnya, selain jasa menjahit, tukang sol mendapatkan laba dari penjualan tapak penggantinya. "Dibuat sedang ya lima puluh ribu sehari, kadang seharian tidak dapat samasekali juga pernah."

Meski begitu, lanjut dia, ia dan rekan-rekannya tetap menggeluti pekerjaan ini. Sol sepatu merupakan pekerjaan yang mengandalkan keahlian. Sehingga tidak akan mungkin habis digilas jaman. Selain itu, pelanggan juga mempunyai sifat yang unik. Jika puas dengan pekerjaan yang dilakukan satu orang tukang sol, pelanggan akan seterusnya menyerahkan masalah perbaikan sepatu miliknya kepada tukang sol yang bersangkutan. Imbasnya, meski terdapat enam lapak di gang itu, tidak ada yang kekurangan pelanggan. Setiap lapak telah mempunyai pelanggan masing-masing. Tak heran, banyak yang masih menekuni pekerjaan ini bahkan sampai diturunkan ke generasi berikutnya. "Lapak yang paling ujung dekat jalan raya itu dulu milik Bapaknya, sudah meninggal, sekarang digantikan anaknya. Jadi turun temurun,"kata dia.

Menurut Farhan, semua pekerjaan jika didasari rasa ikhlas dan pasrah kepada Allah akan menghasilkan rejeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ia mempunyai analogi yang unik. Menjadi tukang sol sepatu itu seperti anak sekolah, jika mendapatkan hasil yang banyak berarti mendapatkan nilai yang bagus. Sebaliknya apabila penghasilan kurang berarti nilainya jelek mesti introspeksi, rasa syukurnya harus ditambah. "Segala sesuatu kalau disyukuri <>ndilalah<> ya ada saja rejeki itu,"tukas dia.

Rocker Baik Hati Cenderung Bertahan Lebih Lama

 
Eddie Vedder terbaru, tetap keren untuk ukuran pria berusia hampir setengah abad


BUKAN rahasia lagi, musik rock telah menjadi inspirasi banyak anak muda dari masa ke masa. Saya merasa beruntung ketika saya beranjak remaja, panggung musik menghadirkan karya-karya yang luar biasa. Saya merupakan pecinta musik rock yang romantis, kegilaan terhadap Eddie Vedder dkk dengan Pearl Jam-nya tak tertahankan. Mulai SMP kelas 2 saya akrab dengan musik-musik mereka. Selain Pearl Jam, dunia kala itu dihebohkan dengan perseteruan antara Axl Rose vokalis band Gun And Rose versus Kurt Cobain vokalis band Nirvana. Banyak orang lebih mengenal dan menyukai dua band itu. Entah mengapa, saya justru konsisten menyukai Pearl Jam

Pasalnya, kepribadian Eddie Vedder sang vokalis jauh jika dibandingkan dengan Axl maupun Kurt. Axl terkenal sebagai vokalis yang pemabuk, urakan dan biasa berkelahi dengan fans. Banyak promotor yang rugi karena kelakuan Axl. Dia bisa dengan tiba-tiba menghentikan konser secara sepihak. Setali tiga uang dengan Axl, Kurt biasa memaki fans saat konser live. Hal itu yang menyebabkan saya tidak respect dengan keduanya.

Sementara Eddie Vedder semakin menunjukkan sebagai rocker berhati emas. Ia berkolaborasi dengan Nusrat Fateh Ali Khan pemusik sufi asal Pakistan. Konser bareng Bono dan U2 untuk kegiatan amal. Eddie juga membuat beberapa lagu solo yang tak kalah bagusnya dengan lagu-lagu Pearl Jam

Pada akhirnya, Eddie Vedder dengan Pearl Jam-nya yang mampu bertahan. Jika kita membuka youtuber konser antara tahun 1992-2012, animo fans tetap luar biasa meski para personel bandnya mulai menua. Bandingkan dengan Axl Rose, konser terakhirnya kacau. Vokal Axl hancur, semua personel Gun and Roses meninggalkannya. Akibar ulah urakan dan diktator Axl. Sedangkan kisah Kurt Cobain berakhir tragis dengan tindakan bunuh diri yang konyol.

Wednesday, June 20, 2012

Spanyol dan Kroasia Bukti Sportifitas Sepakbola


DUA negara yang melakoni laga pamungkas di group C benar-benar menunjukkan sportifitas sepakbola. Betapa tidak, ditengah tudingan kepada kedua tim yang ditengarai akan main mata. Keduanya justru tampil habis-habisan dan saling serang.

Sebenarnya kedua tim hanya perlu hasil seri untuk lolos dar fase group sekaligus memaksa tim Italia angkat koper dari perhelatan Euro 2012. Namun kedua tim memastikan hal itu tidak terjadi. Fernando "El Nino" Torres menyatakan pihak-pihak yang menuduh kedua tim akan bermain mata sungguh tidak beralasan. Hal itu, kata dia, sama saja dengan merendahkan martabat tim Spanyol dan Kroasia.

Menurut Torres, pengalaman menyakitkan yang dialami tim Rusia telah menjadi pelajaran bagi semua tim yang berlaga di Euro 2012. Kemenangan di partai terakhir fase group merupakan poin penting yang harus diraih. Alih-alih butuh hasil imbang saja untuk lolos dari fase group, Rusia justru kalah dari Yunani. Rusia yang digadang-gadang lolos sebagai juara group A harus pulang lebih awal. "Berbicara tentang pengaturan skor, berarti tidak menghormati Spanyol dan juga Kroasia. Kami paham dengan kekuatan Kroasia dan bagaimana mereka bermain. Kami rasa kami bisa memainkan permainan kami melawan mereka dan meraih kemenangan, tetapi kami tetap menghormati Kroasia, karena Rusia hanya kemasukan satu gol lalu tersingkir."



Fernando Torres Bersama istri dan bayinya

Hal senada diungkapkan Pelatih Kroasia, Slaven Bilic, pihaknya membantah tudingan timnya akan 'main mata' dengan Spanyol dalam laga terakhir penyisihan grup C.

Jika pertandingan berakhir imbang 2-2, maka Kroasia dan Spanyol akan sama-sama lolos. Italia akan tersingkir meskipun sanggup menang melawan Republik Irlandia.

"Kami tak akan mengambil pilihan seperti ini untuk pertimbangan. Tak akan pernah! Main mata adalah penghinaan bagi saya, pemain, dan negara saya. Kami orang Kroasia dan kami bangga," tutur Bilic pada La Gazzetta dello Sport.

"Di lain pihak, hasil 2-2 sama seperti kemenangan atau kekalahan. Saya benci posisi Italia sekarang. Mereka harus mengalahkan Irlandia dan itu tak akan diberikan. Tak ada yang ingin pulang dengan tiga kekalahan," tambahnya.

Mursyid Efendi: Tragedi Piala Tiger 1998

Partai yang berlangsung antara dua tim yang sama-sama tidak ingin menang pernah terjadi pada perhelatan Piala Tiger 1998. Kejuaraan sepakbola antar negara-negara asia tenggara itu menyisakan tragedi terburuk sepanjang sejarah sepakbola dua negara yakni   Thailand dan Indonesia.

Pada pertandingan terakhir penyisihan Group A antara Thailand dan Indonesia, kedua tim berusaha mencegah pertemuan melawan tuan rumah Vietnam di semi-final Piala Tiger 1998. Kedua tim sudah dipastikan lolos ke semi-final, tetapi hasil imbang saja sudah cukup bagi Thailand untuk menempati posisi runner-up dan terhindar dari laga melawan Vietnam. Ketidakseriusan memuncak usai jeda. Indonesia memimpin dua kali sebelum selalu disamakan Thailand. Puncaknya, pada menit ke-90 Pemain belakang Indonesia, Mursyid Effendi sengaja membuat gol bunuh diri supaya Indonesia kalah, diikuti dengan selebrasi tepuk tangan yang menodai sportifitas dalam sepakbola.

Thailand menang 3-2 dan berhadapan dengan Vietnam di semi-final. Thailand akhirnya tersingkir oleh Vietnam, tapi Indonesia pun ditaklukkan Singapura yang kemudian menjuarai turnamen paling gengsi di ASEAN ini. Baik Thailand maupun Indonesia akhirnya didenda.

Ketua Umum PSSI Azwar Anas menyambut kepulangan timnas di bandara dan sambil berlinang air mata menyatakan pengunduran diri karena insiden memalukan itu.

Mursyid Efendi sebagai biang keladi insiden memalukan itu mendapat skorsing berat dari FIFA. Awalnya, Musyid dilarang bermain sepakbola profesional baik klub maupun timnas seumur hidup. Akhirnya, dengan alasan kemanusiaan, ia hanya dilarang bermain untuk timnas saja.

Hal itu telah mencoreng sepakbola Indonesia dan memasukkannya sebagai gol kedua dari delapan gol bunuh diri terburuk sepanjang masa. Mengapa pemain Indonesia tidak mengambil kesempatan? Mumpung Thailand sedang tidak ingin menang, lesakkan saja 10 gol. Tentu akan dicatat dengan tinta emas di buku rekor persepakbolaan ASEAN bahkan dunia. Paling tidak menang dengan selisih 7 gol untuk membalas Thailand yang pernah mempermalukan Indonesia dengan skor 0-7, SEA Games 1985 kala mereka menjadi tuan rumah. Semoga generasi sepakbola Indonesia lebih baik lagi dan tidak meniru tindakan timnas di Piala Tiger 1998. (KS)

Popular Post